Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), Soenoto mengungkapkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) harus berperan dalam mengembangkan teknologi tepat guna di Indonesia untuk mendukung industri mebel dan kerajinan nasional.

"BPPT sejauh ini tidak memberikan apa-apa bagi kami," kata Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Soenoto di kawasan Trade Expo Indonesia (TEI) 2013 di Jakarta, Sabtu.

Komentarnya ini tak lepas dari padangannya terhadap peran BPPT bagi industri berbahan dasar rotan.

"Alat-alat pengolahan rotan menjadi barang bernilai itu tidak murah. Misalnya di Cirebon pengolahan rotan terkendala teknologi. Perajin di sana harus menggunakan cara tradisional dalam mengubah warna rotan coklat agar menjadi abu-abu. Mereka harus merendam rotan selama tiga pekan di dalam lumpur," kata dia.

"Seharusnya BPPT bisa memberikan kontribusinya mengingat tujuan didirikannya BPPT sendiri. BPPT harus memberikan solusi dengan keluaran teknologi tepat guna."

Padahal menurut Soenoto, industri mebel dan kerajinan berbahan dasar rotan mampu memberikan kesempatan kerja dan penghasilan yang baik bagi masyarakat. Alasannya, produksi barang dari rotan mampu dikerjakan oleh industri skala kecil dan menengah tidak harus dari industri besar.

"Produksi komoditi dari rotan bisa dilakukan di mana saja termasuk di kolong jembatan. Modal kerjanya baik karena itu digarap industri kecil dan menengah," katanya.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013