Secara keseluruhan penyaluran bantuan pangan stunting dilakukan di tujuh provinsi dengan total penerima 1.446.089 KRS (keluarga risiko stunting)
Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional bersama BUMN Holding Pangan ID FOOD menyasar tujuh provinsi di Indonesia sebagai tujuan menyalurkan cadangan pangan pemerintah (CPP) bantuan pangan penanganan stunting tahap I sepanjang 2024.

 

“Secara keseluruhan penyaluran bantuan pangan stunting dilakukan di tujuh provinsi dengan total penerima 1.446.089 KRS (keluarga risiko stunting),” kata Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

 

Frans merinci tujuh provinsi dan jumlah sasaran untuk penyaluran bantuan pangan penanganan stunting yakni Sumatera Utara sebanyak 136.738 KRS, Jawa Barat 403.285 KRS, Jawa Tengah 345.514 KRS, Jawa Timur 374.197 KRS, Banten 92.654 KRS, Nusa Tenggara Timur 73.068 KRS dan Sulawesi Barat 20.633 KRS.

 

Dia mengatakan, penyaluran perdana dimulai di Jawa Barat kepada 1.435 KRS, yang disalurkan secara serentak di wilayah Kota Bekasi sebanyak 469 KRS, Kota Cimahi 466 KRS dan Kota Depok 500.

 

“Penyalurannya kita mulai hari ini di Kantor Kecamatan Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat. Lokasi ini dijadikan tempat untuk kick off penyaluran bantuan pangan stunting tahun 2024 karena memiliki jumlah penerima terbanyak dengan 403.285 KRS. Selanjutnya akan dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan di enam provinsi lainnya,” ujar Frans.

 

Ia menerangkan dalam pelaksanaannya ID FOOD kembali melibatkan mitra perusahaan yakni PT Berdikari, PT PPI, PT Rajawali Nusindo sebagai penyedia produk telur dan daging ayam, serta PT BGR Logistik Indonesia (BLI) sebagai transporter termasuk berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia (Persero).

 

Menurut dia, yang membedakan pada tahun ini adalah keterlibatan BLI sebagai transporter untuk wilayah Jawa Barat. BLI secara resmi menjadi mitra pemerintah untuk mengirimkan bantuan pangan penanganan stunting ke masyarakat.

 

“Dengan mengoptimalkan Refeer Truck yang menjadi armada andalan dari BLI, diharapkan produk telur dan daging ayam yang didistribusikan akan semakin terjaga kualitas dan mutunya,” ucap Frans.

 

Frans menegaskan bahwa bantuan pangan dapat terdistribusi secara merata dan tepat waktu, dengan kualitas daging dan telur yang terjaga sampai ke tangan penerima.

 

Untuk memastikan hal tersebut, lanjut Frans, BLI mengerahkan 50 armada truk dengan kemampuan pendistribusian 30 ton per hari yang siap mendukung kegiatan tersebut. Selain itu, ID FOOD juga didukung mitra transporter lainnya.

 

Lebih lanjut Frans menambahkan, program bantuan pangan penanganan stunting ini digelar dalam rangka membantu menyukseskan program pemerintah menurunkan prevalensi stunting sebagaimana tercantum dalam Perpres 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

 

“Data KRS diperoleh dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) by name dan by address, sehingga penyaluran dapat tepat sasaran. Setiap keluarga rentan stunting akan menerima satu paket berisi 10 butir telur dan 0,9-1 kg daging ayam beku (frozen) sebanyak tiga kali,” kata Frans.

 

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo mengatakan bahwa bantuan pangan penanganan stunting berupa telur dan daging ayam akan menyasar 1.446.089 Keluarga Risiko Stunting (KRS) di tujuh provinsi se-Indonesia.

 

“Dengan dimulainya kembali penyaluran bantuan pangan daging ayam dan telur ayam 2024 pada hari ini, kita berharap akan membawa manfaat besar bagi semua pihak khususnya penurunan stunting,” kata Nyoto.

 

Menurut Nyoto, program tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menekan angka stunting dan mengurangi tingkat rawan pangan dan gizi di Indonesia.

 

“Hal ini tentunya tidak terlepas dari upaya untuk mewujudkan individu yang sehat aktif dan produktif." ujar Nyoto.

Baca juga: Bapanas: Bantuan pangan penanganan stunting berdayakan peternak lokal
Baca juga: Bapanas sasar 1,4 juta keluarga rawan stunting untuk bantuan tahap II
Baca juga: Bapanas salurkan bantuan pangan beras 2024 bagi 22 juta keluarga


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024