Los Angeles (ANTARA) - SpaceX meluncurkan roket besar Starship untuk ketiga kalinya pada Kamis (14/3), tetapi perusahaan itu kehilangan komunikasi dengan roket tersebut sebelum berhasil mencapai lokasi pendaratan (splashdown) yang direncanakan di Samudra Hindia.

Starship lepas landas pada pukul 08.25 Central Time (CST) atau 20.25 WIB dari lokasi uji coba Starbase milik SpaceX di Boca Chica, Texas.

Sekitar tiga menit setelah lepas landas, booster tahap pertama, yang dikenal sebagai Super Heavy, berhasil memisahkan diri dari pesawat luar angkasa Starship tahap atas (upper stage). Menurut siaran langsung SpaceX, perusahaan tersebut berhasil menyelesaikan pembukaan dan penutupan pintu muatan Starship serta mentransfer propelan di antara dua tangki Starship di orbit selama uji terbang tersebut.

Namun, Starship hilang saat kembali memasuki atmosfer Bumi.

Uji terbang ketiga ini bertujuan untuk melakukan pengembangan berdasarkan uji terbang sebelumnya sambil berusaha mencapai sejumlah target ambisius, termasuk keberhasilan pembakaran kedua bagian roket saat peluncuran ke luar angkasa, membuka dan menutup pintu muatan Starship, demonstrasi transfer propelan dalam fase coast roket bagian atas, penyalaan kembali mesin Raptor untuk kali pertama saat berada di luar angkasa, dan masuknya kembali Starship ke Bumi (reentry) secara terkendali, urai SpaceX.

Roket itu juga menempuh jalur baru dan ditargetkan mendarat di Samudra Hindia. Jalur penerbangan baru ini memungkinkan tim misi untuk mencoba sejumlah teknik baru, seperti pembakaran mesin di luar angkasa sembari memaksimalkan keselamatan publik, papar SpaceX.

Pesawat luar angkasa Starship dan roket Super Heavy milik SpaceX, yang secara kolektif disebut sebagai Starship, mewakili sistem transportasi yang sepenuhnya dapat digunakan kembali (reusable) yang dirancang untuk membawa awak dan kargo ke orbit Bumi, Bulan, Mars, dan sebagainya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024