Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) MS Kaban berharap anggota DPR dalam Rapat Paripurna DPR RI pada 16 Agustus yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Yusuf Kalla serta para diplomat asing tidak melakukan perdebatan sengit dan interupsi. Kaban di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin berharap anggota DPR RI termasuk dari partai oposisi PDIP untuk menahan diri dan tidak melakukan interupsi karena bisa mengacaukan jalannya persidangan. "Sangat tidak pantas kalau dalam forum terhormat yang dihadiri para duta besar negara sahabat dan para wakil teladan se-Indonesia serta undangan lainnya, para anggota DPR malah bikin keributan," katanya. Kaban mengingatkan, kalau ada hal-hal yang perlu didalami berkaitan dengan materi pidato Presiden, bisa dibicarakan dengan menteri-menteri terkait dalam persidangan komisi-komisi di DPR. Kaban minta jangan ada yang ribut dan bikin kekacauan pada saat Presiden menyampaikan pidato kenegaraan di sidang paripurna DPR, Rabu (16/8). Jika persidangan kacau, sama saja dengan mempermalukan bangsa sendiri di depan publik dalam dan luar negeri. "Apa maunya? Apakah ingin membangun image sebagai bangsa yang tak punya etika? Interupsi memang hak anggota DPR tetapi hal itu dibarengi dengan kewajiban untuk sama-sama menjaga martabat bangsa. Mereka harus sadar, tindakan itu bisa menurunkan citra DPR di depan publik internasional," kata Kaban Sejak republik ini berdiri, pidato kenegaraan Presiden di DPR tidak pernah diinterupsi. "Bung Karno, Pak Harto, Habibie, Gus Dur, Megawati tak pernah diinterupsi saat pidato kenegaraan untuk mengantar nota keuangan. Bukankah itu konvensi kenegaraan yang baik dan harus dijaga. Jangan mentang-mentang di era Presiden SBY, bangsa sedang menghadapi banyak cobaan, lalu `dikerjain` di depan umum. Presiden itu simbol negara yang sama-sama harus kita jaga kehormatannya," kata Kaban. (*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006