Para santri perlu mengkaji tentang tauhid dan fiqih, karena sangat mendasar
Rangkasbitung (ANTARA) -
Sejumlah pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Lebak, Banten, selama Ramadhan 1445 Hijriah memperdalam kitab tauhid dan fiqih karangan Syehk An Nawawi Al-Jawi Tanara Banten yang wafat 1317 Hijriah.
 
"Para santri perlu mengkaji tentang tauhid dan fiqih, karena sangat mendasar," kata Pimpinan Ponpes Al Abrar KH Ahmad Hudori di Rangkasbitung, Minggu.
 
Ia bersama puluhan santri mengkaji dan memperdalam kitab Nashoihul Ibad dan Tanqihul Qaul karangan Syekh An Nawawi Al-Jawi Tanara Banten, yang dilakukan setelah Shalat Zuhur hingga sore hari selama Ramadhan.
 
Dalam pengkajian kitab tauhid dan fiqih itu para santri menggunakan tinta untuk mengisi makna dan arti dalam huruf Arab gundul tanpa tanda patah, doma, dan kasrah. Penyampaian kitab tersebut dengan lughoh (membaca) menggunakan Nahasa Jawa Serang dan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dan Sunda.

Baca juga: Pesantren di Lebak paling banyak mengkaji Kitab Al Akhlaq Lil Banat
 
Manfaat pengkajian kitab tauhid, kata dia, agar kehidupan santri bisa mematuhi tentang keimanan, ketakwaan kepada Allah, juga memiliki sikap sopan santun, adab, dan hubungan baik terhadap sesama manusia serta lingkungan.
 
Sedangkan kitab fiqih, lanjutnya, untuk meningkatkan keutamaan atau fadilah-fadilah berdasarkan hadis antara lain bagaimana tata cara melaksanakan ibadah yang benar, seperti wudhu, adzan, shalat, siwak, dan lainnya.
 
"Saya kira dua-duanya pengkajian kitab tauhid dan fiqih sangat penting bagi santri untuk dikembangkan kepada masyarakat," katanya. 
 
Begitu juga pimpinan Ponpes Nurul Ihsan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, KH Daud Yusuf mengatakan pihaknya setiap Ramadhan mengkaji Kitab Nihayat Az Zain untuk mendalami ilmu fiqih, tasawuf, tauhid, dan akidah Islam. Kitab bermazhab Syafi’i, kata dia, cukup dikenal kaum Muslimin di Indonesia.
 
Pengkajian kitab kuning di ponpes itu dihadiri sebanyak puluhan santri dari berbagai daerah di Tanah Air, antara lain dari Batam dan Lampung.

Baca juga: Pesantren diresmikan Kapolri di Lebak gelar pengajian "kitab kuning"
 
"Kami berharap melalui pengkajian 'kitab kuning; dapat meningkatkan kompetensi santri dalam mengembangkan ilmu-ilmu fikih, tasawuf, hingga akidah," katanya.
 
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak Badrusalam mengatakan pengkajian kitab-kitab tauhid dan fiqih pada bulan Ramadhan sudah menjadi kebiasaan di berbagai ponpes di daerah ini.
 
"Mereka memperdalam kajian kitab tauhid dan fiqih untuk memperkuat dan meyakini keimanan dan ketakwaan kepada Allah," katanya.
 
Selain itu, lanjutnya, untuk membangun kehidupan yang harmonisasi dengan sesama manusia yang dilandasi sikap sopan santun, adab, toleransi, saling menghormati, menghargai hingga kasih sayang.
 
"Saya kira pada bulan Ramadhan itu diperbanyak amal-amalan soleh, juga kemaslahatan, agar menjadi bekal amal di 'alam' mendatang," katanya.

Baca juga: Kapolri minta lulusan pondok pesantren salafi jadi SDM unggul

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024