Seoul (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Min-soo pada Minggu menuduh para profesor kedokteran memeras masyarakat setelah memutuskan untuk mengundurkan pada akhir bulan sebagai bentuk protes atas penambahan kuota sekolah kedokteran.

Park juga menegaskan kembali bahwa keputusan pemerintah untuk menambah kuota sekolah kedokteran sebanyak 2.000 dari saat ini 3.058 tidak dapat dinegosiasikan serta menolak permintaan dari para profesor kedokteran agar pemerintah mundur dari keputusan tersebut.

“Bahkan para profesor telah menyatakan mereka akan mengundurkan diri secara kolektif kecuali permintaan mereka dipenuhi. Ini adalah pemerasan besar-besaran terhadap masyarakat. Kita harus memutus siklus tindakan kolektif di sektor medis,” kata Park.

Hingga kini, ribuan dokter magang dan dokter residen terpaksa tidak bekerja selama hampir sebulan sebagai protes atas kenaikan kuota yang diklaim akan menyebabkan kelebihan dokter dan membahayakan kualitas pendidikan serta layanan kedokteran.

Komite darurat profesor kedokteran mengumumkan bahwa profesor dari 16 fakultas kedokteran memutuskan untuk mengajukan pengunduran diri secara massal pada 25 Maret sebagai bentuk upaya mencari terobosan dalam kebuntuan yang berkepanjangan.
Baca juga: Profesor kedokteran Korsel akan mengundurkan diri mulai 25 Maret

Lebih lanjut, Park juga menolak seruan untuk menaikkan pembayaran asuransi kesehatan kepada dokter, terutama bagi dokter yang berada di sektor-sektor penting yang kekurangan dokter.

Pemerintah Korsel menilai kenaikan asuransi tanpa menambah kuota sekolah kedokteran akan menyebabkan kenaikan premi asuransi kesehatan sebesar empat hingga lima kali lipat.

Alasan Korea Selatan berupaya meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran secara signifikan adalah untuk menghadapi populasi penuaan yang cepat dan kekurangan dokter di daerah pedesaan dan daerah-daerah penting, seperti bagian anak-anak dan unit gawat darurat.
Baca juga: Menkes Korsel ajukan permohonan jelang pengunduran profesor kedokteran

Sebaliknya, para dokter mengatakan kenaikan kuota akan menurunkan kualitas pendidikan kedokteran dan mengakibatkan biaya pengobatan yang lebih tinggi bagi pasien. Para dokter menyerukan agar pemerintah terlebih dahulu menangani para spesialis yang dibayar rendah dan meningkatkan perlindungan hukum terhadap tuntutan hukum malpraktik medis yang dinilai berlebihan.

Kendati demikian, Park mengatakan pemerintah tidak bisa menerima dokter yang menolak pasiennya meskipun mereka khawatir dengan kebijakan pemerintah.

“Para profesor mengatakan mereka tidak akan tinggal diam jika murid-murid mereka dirugikan dan ini adalah pernyataan yang menantang supremasi hukum,” tuturnya.

Baca juga: Kemenkes Korsel tolak negosiasi penambahan kuota mahasiswa kedokteran

Sumber : Yonhap

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024