Seoul (ANTARA) - Para pasien dan keluarga pasien di Korea Selatan pada Rabu menyuarakan potensi gangguan yang sedang berlangsung dalam layanan medis akan semakin berkepanjangan, karena banyak rumah sakit umum mengurangi kapasitas layanan.

Seorang wanita berusia 30-an menceritakan kekhawatiran bahwa kelumpuhan layanan medis akibat pemogokan dokter pelatihan dan para profesor kedokteran dapat mempengaruhi terapi anti kanker ibunya yang didiagnosis menderita kanker payudara stadium empat.

“Saya sangat khawatir bahwa siklus pengobatan ini dapat terpengaruh jika profesor kedokteran di rumah sakit tersebut memutuskan untuk mengundurkan diri juga,” katanya kepada Kantor Berita Yonhap di Rumah Sakit Universitas Nasional Chungbuk, Cheongju.

Senada, pasien penyakit ginjal berusia 70-an tahun lainnya yang mengunjungi rumah sakit turut melampiaskan rasa frustasinya.

Pria itu mengatakan fungsi ginjalnya sekarang hanya 15 persen dari kapasitas penuhnya dan harus mengunjungi rumah sakit setiap bulan untuk pemeriksaan rutin.

“Jika profesor kedokteran mengundurkan diri, hal itu sama saja dengan memberi tahu kita bahwa pasien seperti saya harus mati,” kata pasien itu.

Sementara itu, salah satu dari dua serikat pekerja terbesar di Korea, unit regional Konfederasi Serikat Pekerja Korea, mengadakan aksi unjuk rasa di seluruh negeri secara bersamaan untuk menyerukan normalisasi layanan medis.

“Pemerintah dan komunitas dokter tidak boleh mengabaikan kekosongan layanan medis, yang membahayakan nyawa pasien dan merampas hak pekerja untuk bertahan hidup,” kata seorang anggota cabang serikat pekerja di Provinsi Gangwon dalam rapat umum.

Banyak rumah sakit umum di seluruh Korea Selatan telah mengurangi layanan rawat jalan atau kapasitas operasi dengan menutup sementara atau mengintegrasikan bangsal rumah sakit yang berbeda setelah pemogokan para dokter pelatihan.

 Hal itu mengganggu operasi rumah sakit dan menimbulkan defisit keuangan.

Adapun sejak Senin (25/3) para profesor kedokteran di banyak universitas dan rumah sakit umum di Korea Selatan telah mulai mengajukan pengunduran diri secara massal untuk mendukung pemogokan selama sebulan oleh lebih dari 10.000 dokter peserta pelatihan yang semakin memperburuk gangguan dalam layanan kesehatan di seluruh negeri.

Sumber : Yonhap
Baca juga: Menkes Korsel akan bicara dengan komunitas medis bahas pemogokan
Baca juga: Pengunduran profesor perburuk kebuntuan layanan kesehatan Korsel
Baca juga: Menkes Korsel ajukan permohonan jelang pengunduran profesor kedokteran
​​​​​​​


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024