Jakarta (ANTARA) - Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) menjalin kemitraan dengan tiga kampus global dari Belanda yakni Aliansi Universitas Leiden-Delf-Erasmus (LDE) dalam rangka program penelitian dan peningkatan keterampilan untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045.

"Aliansi strategis kami dengan Universitas Leiden-Delft-Erasmus akan membawa masa depan inovasi dan kemajuan. Dan yang lebih penting, kami yakin bahwa program penelitian kolaboratif dan berbagi pengetahuan di masa depan kami dapat membuka jalan yang lebih luas bagi Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045, menjadikan Nusantara sebagai inti dari perjalanan ini," ujar Kepala OIKN Bambang Susantono dalam acara penandatanganan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Aliansi Universitas Leiden-Delf-Erasmus (LDE) Belanda di Jakarta, Senin.

OIKN melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Aliansi Universitas Leiden-Delf-Erasmus untuk kerja sama ilmiah dan akademis dalam pengembangan kota baru, yang mendukung tujuan Indonesia Emas 2045.

Dalam MoU tersebut, Universitas Leiden-Delft-Erasmus (LDE) akan menjadi mitra pengetahuan Otoritas IKN, dalam bidang perencanaan perkotaan terintegrasi, pengembangan kota cerdas, pengelolaan air dan limbah yang berkelanjutan, sistem transportasi pintar, komunitas yang tangguh dan inklusif, mitigasi iklim, serta keanekaragaman hayati perkotaan dan kebun botani.

Penandatanganan MoU yang dilakukan di Kantor OIKN pada Senin (18/3) tersebut dilakukan oleh Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, dan dekan LDE, Profesor Wim van den Doel, serta dihadiri oleh Duta Besar Belanda untuk Republik Indonesia Lambert Grijns.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan kurang dari enam bulan sebelum Indonesia berencana untuk meresmikan bagian tengah ibu kota baru Nusantara dengan peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 negara pada tanggal 17 Agustus di tahun ini.

Sementara itu, Deputi untuk Transformasi Hijau dan Digital OIKN Mohammed Ali Berawi mengatakan melalui Nusantara K-Hub, sebagai titik lebur untuk industri, lembaga pendidikan, dan badan pemerintah.

"Kami berharap dapat mengakomodasi berbagai kolaborasi dengan institusi lokal dan internasional dalam menciptakan ekosistem riset dan pendidikan yang berkelanjutan serta mendukung transformasi di Nusantara," ujar Ali.

Sedangkan Dekan Universitas Leiden-Delft-Erasmus yakni Wim van den Doel menyoroti pentingnya kerja sama Indonesia dengan lembaga pendidikan mancanegara dalam mencapai agenda pembangunan global.

"Keputusan untuk melanjutkan dengan pendirian ibu kota baru, yang bertekad untuk menjadi contoh inovasi sebagai kota hutan paling maju di dunia, tidak kurang dari visioner. Saat kita bergandengan tangan dengan Otorita Ibu Kota Nusantara, kami mengakui peran penting Indonesia dalam mengatasi tantangan global yang mendesak. Dari kemajuan perintis dalam ekonomi hijau hingga kemajuan dalam perawatan kesehatan dan perencanaan perkotaan, kontribusi Indonesia memiliki potensi untuk berdampak jauh lebih besar," kata Wim van den Doel.

Sebagai hasil konkret pertama dari kemitraan antara Otorita IKN dan LDE Universities, sebuah tim lintas disiplin dari Belanda berpartisipasi dalam konferensi IKN tentang kota hutan di Samarinda pada akhir Mei nanti. Tujuan konferensi ini adalah untuk merancang agenda penelitian bersama tentang kota hutan, keanekaragaman hayati perkotaan, dan kebun botani. Agenda ini akan menjadi dasar penelitian bersama dalam beberapa tahun mendatang.

Pada tahun akademik mendatang, LDE Universities akan berusaha untuk mendirikan lab tesis di IKN. Di sini, para pemikiran muda terbaik dari Belanda dan Indonesia akan berhadapan dengan tantangan yang diajukan oleh Otorita IKN, membentuk pendidikan para pemimpin masa depan yang akan memberikan dampak besar dalam mewujudkan kota hijau, cerdas, sehat, nyaman, dan menyenangkan serupa di seluruh dunia.

Baca juga: OIKN gelar seminar kota hutan berkelanjutan pada Mei tahun ini
Baca juga: OIKN sebut Gen Z dan milenial tertarik pindah ke IKN
Baca juga: Otorita IKN menerima 369 letter of intent dari calon investor

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024