Istanbul (ANTARA) - Pemerintah Rusia pada Senin (18/3) mengatakan, tidak masuk akal apabila ada pihak menyatakan pilpres Rusia yang dimenangi petahana Vladimir Putin tidak sah.

"Jika ada yang menyebut pemilu di negara kami tidak sah, maka, bisa jadi, kita harus bicara tentang apakah 87 persen suara pemilih di negara kami yang mendukung Presiden Putin tidak sah semuanya," ucap Juru Bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov.

"Ini adalah hal yang absurd, karena memang begitulah cara kami," kata dia.

Peskov mengatakan, hasil pemilu yang menunjukkan kemenangan besar bagi Putin adalah hal yang "amat unik" bagi Putin.

Juru bicara Kremlin itu juga menyoroti tingginya tingkat partisipasi pemilih yang mencapai 77,44 persen.

"Tingkat dukungan rakyat yang setinggi itu menunjukkan kemenangan besar bagi calon terpilih dan, tentu saja, merupakan tanda persetujuan yang paling jelas dari rakyat negara kita terhadap presiden mereka," ucapnya.

Selain itu, ia menyebut Putin sudah menerima banyak ucapan selamat atas kemenangannya di pilpres dari pemimpin negara-negara sahabat.

Peskov juga mengkritik pernyataan Amerika Serikat bahwa pemilu di negaranya tidak bebas dan tidak adil. Meski demikian, ia mengatakan bahwa pernyataan tersebut "sangat sesuai perkiraan".

Menurut hasil awal pilpres Rusia yang dilaporkan otoritas pemilihan umum setempat, sebanyak 87,32 persen pemilih dalam pemilihan yang berlangsung pada 15--17 Maret tersebut memilih Vladimir Putin.


Sumber: Anadolu
Baca juga: Petahana Vladimir Putin menang telak dalam pilpres Rusia
Baca juga: Negara Eropa kecam Pilpres Rusia di daerah Ukraina yang diduduki
Baca juga: Putin unggul dalam Pilpres Rusia dengan 87 persen suara

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024