Saat ini ada lebih dari 2 juta hektare lahan kering yang perlu mendapat saluran air di seluruh Pulau Jawa. Untuk mengejar target tersebut, 1 juta hektare di antaranya termasuk juga lahan yang ada di Kabupaten Lamongan akan segera dipompa melalui sung
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan percepatan pemasangan pompa atau pompanisasi di lahan-lahan tadah hujan Pulau Jawa yang masih kering akibat dampak fenomena El Nino panjang, salah satunya di daerah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.  

“Saat ini ada lebih dari 2 juta hektare lahan kering yang perlu mendapat saluran air di seluruh Pulau Jawa. Untuk mengejar target tersebut, 1 juta hektare di antaranya termasuk juga lahan yang ada di Kabupaten Lamongan akan segera dipompa melalui sungai-sungai yang ada,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Ali Jamil dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

 

Ali meninjau percepatan tanam di Desa Pringgoboyo dan Desa Turi, Lamongan, Jawa Timur. Ia menyebut lahan kering yang ada di Kabupaten Lamongan mencapai 30 ribu hektare dari total 94.460 hektare lahan pertanian di daerah tersebut.

 

Menurut Ali, sistem pompa nantinya akan mengairi sawah-sawah yang hanya sekali tanam akan meningkat menjadi dua bahkan tiga kali tanam dalam setahun. Bila hal ini berhasil, maka, Indonesia dalam waktu dekat tidak perlu bergantung pada kebijakan impor.

 

"Kita punya potensi lahan tadah hujan seluas 3 juta hektare. Nah tadah hujan itu rata-rata baru satu kali tanam per tahun. Dan kemudian sebagai dampak El Nino maka tidak sedikit yang gagal. Untuk itu sebagai alternatifnya kami giatkan pompa untuk mengaktifkan sawah-sawah kita pada masa tanam dua nanti," ujar Ali.

 

Ali mengatakan bahwa pihaknya bersama Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR (Ditjen SDA PUPR) sudah melakukan rapat untuk meningkatkan indeks tanam sawah padi agar bisa mencapai dua hingga tiga kali tanam dalam setahun dengan intervensi pompanisasi.

 

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyambut baik upaya Kementerian Pertanian dalam mempercepat proses tanam melalui pompanisasi. Dia berharap, dengan cara itu Lamongan dapat kembali meningkatkan indeks pertanamannya menjadi tiga kali dalam setahun.

 

"Yang pasti, saat ini dari 94.460 baku sawah kita, 30 ribu di antaranya adalah lahan tadah hujan. Dan kita sambut baik apa yang disampaikan Pak Menteri dan Pak Dirjen. Kita berharap ke depan bisa meningkatkan IP (indeks pertanaman) menjadi dua dan tiga setahun," katanya.

 

Dia menerangkan Kabupaten Lamongan memiliki saluran air yang dibangun sejak tahun 1990an dan baru direhabilitasi kembali pada tahun 2018 dan 2022. Di sana, terdapat 10 pintu air dan luas lahan 224 hektare. Saluran tersebut nantinya akan dioptimalkan untuk menampung air dan menjadi sumber bagi pertanaman.

 

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta gerakan pompanisasi dilakukan secara maksimal.

 

Dia meminta kepala dinas dan juga pihak terkait harus segera melakukan pengecekan terhadap sungai-sungai besar yang tidak pernah surut di saat musim kering, kemudian dijadikan sebagai sumber air pertanian.

 

Menurut Amran pompanisasi menjadi solusi cepat mengingat saat ini tidak semua daerah diguyur hujan. Artinya, masih ada daerah-daerah kering akibat dilanda fenomena El Nino gorila alias musim kering ekstrem yang berujung pada darurat pangan.

 

Untuk mendukung upaya tersebut, kata Amran, semua pihak harus terlibat baik dari TNI, Polri, Kejaksaan, petani maupun dukungan langsung dari Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura (BPWS) yang memiliki peta wilayah sungai berair dan sawah kering.

Baca juga: Mentan minta gerakan pompanisasi di Bojonegoro dilakukan maksimal
Baca juga: Mentan minta daerah maksimalkan pompanisasi untuk perairan pertanian
Baca juga: Mentan optimistis produksi padi naik melalui pompanisasi air
Baca juga: Kementan masifkan pompanisasi demi produktivitas pertanian Indonesia

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024