Semarang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang menyebutkan bahwa musibah banjir yang memasuki hari keenam masih tersisa di satu wilayah, yakni Kecamatan Genuk, tepatnya di Kelurahan Genuksari, Trimulyo dan Jalan Raya Kaligawe.

"'Update' terkini dampak banjir di beberapa titik sudah mulai surut dari genangan, kecuali untuk wilayah Kecamatan Genuk masih ada di Kelurahan Genuksari dan Trimulyo," kata Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto, di Semarang, Selasa.

Untuk banjir di dua kelurahan di Kecamatan Genuk tersebut, kata dia, terpantau masih cukup tinggi dengan ketinggian antara 40-60 centimeter.

"Trimulyo (ketinggian banjir, red) antara 40-60 cm, ini masih terjadi sampai saat ini. Lalu, di Genuksari di Jalan Dong Biru kedalamannya sekitar 30 cm," katanya.

Banjir juga masih terjadi di Jalan Raya Kaligawe atau tepatnya di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung, namun akses lalu lintas di jalur Pantai Utara (Pantura) tersebut perlahan mulai bisa melewati.

"Jalan Kaligawe masih di depan RSI Sultan Agung, arus lalu lintas dari barat masih relatif terganggu, sedangkan sebaliknya atau dari arah Demak sudah relatif lancar karena genangan tidak begitu dalam," katanya.

Ia mengatakan bahwa upaya tanggap darurat bencana terus dilakukan, salah satunya memaksimalkan kerja semua pompa, baik milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana maupun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

Baca juga: Pemkot Semarang bersihkan saluran percepat penanganan banjir

Baca juga: BNPB gelar operasi modifikasi cuaca atasi banjir Jawa Tengah


Termasuk, kata dia, pompa milik BPBD Kota Semarang yang disiagakan di sejumlah titik genangan, khususnya di tiga titik yang masih tergenang.

"Kami juga optimalkan pompa. Upaya kami maksimalkan pergeseran pompa-pompa portabel untuk mempercepat debit air masih terjadi di Trimulyo dan Dong Biru," katanya.

Tidak hanya pompa-pompa berkapasitas besar yang dikerahkan, kata Endro, tetapi pompa-pompa kecil pun dimaksimalkan untuk menyedot air.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bahwa monitor dan pelayanan kesehatan pascabanjir akan dilakukan secara maksimal.

"Pascabanjir ini nanti ada penyakit-penyakit yang timbul, nanti ada penyakit kulit, leptosirosis, diare. Dinas Kesehatan Kota Semarang nanti akan memonitor," kata Ita, sapaan akrabnya.

Selain itu, ia juga telah menginstruksikan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang untuk melakukan pembersihan lumpur di pemukiman warga, penyediaan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal, dan dinas-dinas lainnya.

"Air bersih dari PDAM, DPU, Perkim, Kementerian Sosial, dan Brimob serta bantuan dari masyarakat seperti selimut, popok, pembalut, dan obat-obatan," pungkasnya.

Baca juga: Pemkot Semarang pastikan penanganan pascabanjir dilakukan intensif

Baca juga: BNPB: Kebutuhan dasar pengungsi banjir Semarang terjamin baik

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024