Yogyakarta (ANTARA News) - Politik diplomasi kemanusiaan penting bagi negara untuk mengakomodasi kepentingan kemanusiaan, kata dosen Australian National University, Australia, Jacinta O`Hagan.

"Namun, hal itu menghadapi tantangan yang cukup berat. Tantangan berat dalam diplomasi kemanusiaan lebih terkait pada kekuasaan yang dimiliki negara," katanya pada `Indonesian Humanitarian Action Forum 2013`, di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, saat ini peluang diplomasi kemanusiaan cukup besar seiring dengan merebaknya isu-isu kemanusiaan. Namun, yang esensi tetap proteksi dan asistensi yang menjadi tujuan kemanusiaan pada saat orang sedang mengalami krisis.

"Oleh karena itu, peran serta akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan sangat dibutuhkan untuk memberi kerangka pemikiran yang lebih jelas mengenai konsep diplomasi kemanusiaan terkait dengan aktivitas kemanusiaan," katanya.

Ia mengatakan upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan tentang pentingnya diplomasi kemanusiaan dalam agenda diplomasi internasional menjadi agenda penting.

"Dunia saat ini menjadi saksi atas komitmen yang terus meningkat terhadap nilai-nilai kemanusiaan dengan meningkatnya jumlah organisasi kemanusiaan yang mendedikasikan diri untuk menangani masalah kemanusiaan," katanya.

Koordinator Kantor Satelit Respect Program Osaka University, Stefano T Tsukamoto mengatakan perkembangan dunia yang semakin global membuat tragedi kemanusiaan tidak bisa lagi dianggap sebagai masalah dalam negeri masing-masing negara.

"Krisis kemanusiaan yang dipicu oleh manusia atau bencana alam telah menunjukkan perlunya solidaritas global dalam rangka menyelesaikan masalah kemanusiaan," katanya.

Menurut dia, masyarakat perlu dipersiapkan agar mampu mengantisipasi dan merespons setiap kejadian bencana, terutama bagaimana menciptakan sistem komunikasi yang mampu memperkuat masyarakat agar tahan menghadapi bencana.

"Oleh karena itu, informasi yang terkoordinasi menjadi bagian penting dalam upaya mengantisipasi dan merespons kejadian bencana," katanya.
(B015/M008)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013