Jakarta (ANTARA News) - Aktris yang kini menjadi politisi, Nurul Arifin, turut angkat bicara tentang fatwa NU yang mengharamkan tayangan infotainment. Ia bilang, penonton dan narasumber dari tayangan tersebut harus cerdas. "Jadi penonton itu harus cerdas. Harus pintar-pintar memilih mana yang gosip dan mana yang tidak. Jangan semua yang `disuapin` (infotainment) diterima," katanya ketika ditemui di acara launching buku "Jurnalistik Infotainment" karya Iswandi Syahputra di Jakarta, Selasa. Fatwa NU, disebut Nurul adalah untuk menjawab keresahan dari masyarakat pada umumnya. "Tapi jangan alergi juga terhadap fatwa itu karena itu mengenai substansinya, bukan infotainmentnya. Karena saya juga banyak ngobrol dengan teman-teman dari NU, dan saya pribadi sebagai artis terus terang merasa lebih `secure`," katanya. Namun ia menyimpan satu kritikan terhadap istilah fatwa tersebut. "Bahasanya itu yang seram. Fatwa. Kesannya seperti keputusan agama yang tidak dapat diganggu gugat. Itu saja yang saya sesalkan. Mungkin lebih baik menggunakan istilah imbauan saja. Kalau fatwa kesannya terlalu serius," katanya. Kepada para narasumber infotainment yaitu para artis atau selebritis, Nurul juga memberikan tips untuk menghadapi para pekerja infotainment dengan menjaga emosi. "Jika emosi tidak terjaga dengan baik, maka ada kemungkinan masalah yang sudah tersimpan baik malah keluar juga," katanya. Aktris yang membintangi film "Naga Bonar" itu juga melontarkan saran kepada Dewan Pers untuk menyosialisasikan hak-hak narasumber seperti mereka berhak untuk tidak memberikan keterangan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006