Solo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta membantah ada warganya yang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit leptospirosis.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Surakarta Tenny Setyoharini di Solo, Jawa Tengah, Senin, mengakui memang ada pasien yang masuk ke salah satu rumah sakit di Solo dengan status suspek leptospirosis.

"Tetapi hasil labnya negatif, mungkin karena gejalanya mirip," katanya.

Ia mengatakan gejala yang dirasakan oleh pasien perempuan berusia 60 tahun berinisial SH tersebut di antaranya panas, nyeri otot, dan mual muntah.

Meski terbukti negatif terjangkit bakteri leptospira, pihaknya tetap meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit tersebut mengingat tahun lalu ada empat warga di Solo meninggal dunia akibat penyakit yang sama.

"Harapannya masyarakat menjaga lingkungan agar lebih bersih, tidak membuat tikus bersarang di lingkungan rumah kita, kalau habis beraktivitas cuci tangan pakai sabun dan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit yang tidak diinginkan," katanya.

Sementara itu, dikatakannya penyakit leptospirosis ditularkan oleh air kencing binatang yang mengandung bakteri leptospira.

"Bakteri ini bisa masuk dari luka di tangan atau kaki saat kontak dengan air atau media yang tercemar kencing tikus yang ada leptospiranya," katanya.

Sementara itu, Camat Banjarsari Beni Supartono Putro mengatakan informasi yang diterima oleh pihak kecamatan awalnya pasien tersebut menderita demam berdarah dengue (DBD).

"Terus tindak lanjutnya katanya ada temuan leptospirosis," katanya.

Terkait hal itu, ia mengimbau masyarakat agar hati-hati terhadap binatang yang membawa bakteri tersebut.

"Itu kan penyebabnya bukan hanya tikus, yang lain juga harus diwaspadai. Makan juga harus higienis," katanya.

Baca juga: Ahli ingatkan risiko leptospirosis pada anak saat musim hujan

Baca juga: Pakar: Waspadai demam tifoid hingga leptospirosis pada musim hujan

Baca juga: Musim hujan, waspada penyakit leptospirosis

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024