Moskow (ANTARA News) - Ledakan bom di pertokoan di wilayah bergolak Kaukasus Utara Rusia, Dagestan, menewaskan satu orang dan melukai beberapa lain, Rabu, kata komite anti-terorisme.

Menurut komite itu, dua bom diledakkan di dua toko yang berdiri berdampingan di wilayah tersebut.

"Api berkobar di lokasi tempat ledakan itu terjadi," kata komite itu dalam sebuah pernyataan.

Dagestan, wilayah berpenduduk mayoritas muslim di Rusia selatan di kawasan Laut Kaspia, dilanda serangan-serangan penembakan dan bom yang terutama ditujukan pada polisi, aparat pemerintah dan ulama moderat.

Pada 1 Oktober, empat terduga militan, tiga polisi dan tiga pemandu gunung tewas dalam tembak-menembak di wilayah tersebut.

Bentrokan itu terjadi selama patroli di daerah hutan pegunungan sekitar 50 kilometer sebelah selatan Makhachkala, ibu kota Dagestan.

Para pemandu itu membantu polisi mengamankan daerah-daerah di dekat Makhachkala, dimana medan yang sulit digunakan oleh militan sebagai tempat persembunyian.

Pada 28 September, pasukan keamanan Rusia membunuh lima terduga militan di provinsi tersebut, termasuk satu orang yang diyakini sebagai pemimpin gerilya lokal.

Menurut komite itu, salah satu korban tewas diyakini sebagai Sherif Akhmedov, seorang terduga pemimpin kelompok militan di daerah Derbent yang diburu sejak 2011 karena dituduh terlibat dalam pemboman dan serangan-serangan terhadap aparat penegak hukum.

Kremlin hingga kini masih berusaha mengatasi gerilyawan muslim di Kaukasus, satu dasawarsa setelah pasukan federal mendongkel dominasi separatis di Chechnya. Kekerasan dari Chechnya itu bahkan meluas ke Moskow.

Serangan bom bunuh diri yang dilancarkan oleh seorang pelaku dari Kaukasus Utara menewaskan 37 orang di bandara terpadat Rusia Domodedovo pada Januari 2011.

Serangan itu membuat Presiden Rusia saat itu Dmitry Medvedev memecat sejumlah pejabat kepolisian tingkat menengah dan mengarah pada pendongkelan para manajer senior Domodedovo.

Pemboman bunuh diri itu diklaim oleh Doku Umarov, pemimpin Emirat Kaukasus yang melancarkan serangan-serangan di Chechnya dan wilayah lain yang berpenduduk muslim di Kaukasus Utara.

Kekerasan berkobar di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana gerilyawan yang marah karena kemiskinan dan terdorong oleh ideologi jihad global ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang berdasarkan hukum sharia.

Dagestan, yang terletak di kawasan pesisir Laut Kaspia, telah menggantikan wilayah-wilayah tetangganya sebagai pusat kekerasan di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim.

Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.

Serangan-serangan telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis.
(Uu.M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013