Kami memperkirakan memang tekanan inflasi di Ramadhan ini cukup tinggi ya karena ada kenaikan permintaan.....
Bengkulu (ANTARA) - Bank Indonesia memprediksi inflasi Provinsi Bengkulu pada sisa Ramadhan hingga Idul Fitri 2024 masih terkendali sesuai dengan rentang target nasional 2,5 plus minus 1 persen.
 
"Kami memperkirakan memang tekanan inflasi di Ramadhan ini cukup tinggi ya karena ada kenaikan permintaan, berbagai upaya dimaksimalkan, mudah-mudahan cukup efektif meredam inflasi," kata Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Dhita Aditya Nugraha di Bengkulu, Selasa.
 
Dia mengatakan walaupun terjadi kenaikan inflasi namun diperkirakan masih berada pada batas atas rentang target inflasi yang telah ditetapkan nasional.
 
"Masih dalam ekspektasi, tapi pada batas atasnya, sasaran inflasi 2,5 plus minus 1 persen, kami akan mencermatinya, angkanya sepertinya masih 3 persen lebih," kata dia.

Baca juga: Ekonom: Inflasi akan berlanjut dipengaruhi kenaikan permintaan
 
Bank Indonesia yang juga merupakan bagian dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu berharap upaya penyediaan pasar murah yang masif dapat meredam tekanan inflasi di provinsi berjuluk Bumi Rafflesia tersebut.
 
"Mudah-mudahan dengan  pasar murah yang masif  bisa meredam tekanan inflasi agar tidak terlalu tinggi," kata dia.
 
Postur perekonomian Provinsi Bengkulu didominasi oleh sektor konsumsi. Tingkat konsumsi yang tinggi tentu akan memberikan stimulus bagi perekonomian tanah kelahiran ibu negara pertama Fatmawati Soekarno itu.
 
Namun, konsumsi yang tinggi tentunya juga akan mendorong inflasi Bengkulu ke angka lebih tinggi. Oleh karena itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah telah mengingatkan masyarakat agar bijak berbelanja di momen Ramadhan dan lebaran.

Dengan demikian konsumsi masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024 menjadi konsumsi yang tepat dan sesuai kebutuhan. Upaya tersebut diharapkan dapat mendorong perekonomian ke level yang lebih baik namun tidak menyebabkan lonjakan tinggi angka inflasi, sebab lonjakan tinggi tentunya juga dapat memberikan dampak negatif pula pada perekonomian.

Baca juga: Kemendagri imbau pemda optimalkan upaya pengendalian inflasi
 
Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, kenaikan inflasi Bengkulu biasanya terjadi pada momen hari besar keagamaan dan nasional saja, ketika konsumsi masyarakat mengalaminya lonjakan. Setelah momen tersebut usai, inflasi Bumi Rafflesia akan kembali normal, berada di rentang target nasional.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024