Jakarta (ANTARA) - Pakar ilmu penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Suhardjono, Sp.PD-KGH, KGer, FINASIM menyebut ginjal pada tubuh bisa terganggu oleh hambatan kimiawi seperti etilen glikol hingga kebanyakan makan jengkol.

"Jaringan ginjal yang rusak bisa disebabkan oleh infeksi, bisa disebabkan oleh obat-obat, dan zat kimia. Atau juga oleh kristal misalnya seperti orang kalau kejengkolan, kebanyakan makan jengkol," kata Suhardjono saat diskusi daring dengan tema "deteksi dini penyakit ginjal dan bagaimana cara menjaga ginjal tetap sehat" di Jakarta, Rabu.

Suhardjono menjelaskan etilen glikol biasa digunakan di beberapa negara untuk mencegah pembekuan mesin kendaraan saat musim  dingin.

Baca juga: Pakar: Rutin minum obat hipertensi tak bikin gagal ginjal

Baca juga: Gagal ginjal tertinggi dialami pasien di bawah usia 50 tahun


Karena "kenakalan" sejumlah produsen obat-obatan yang menyamakan EG dengan gliserol untuk pembuatan sirup obat batuk anak, reaksinya menimbulkan gangguan ginjal akut (acute kidney injury) di Indonesia.

Menurut Suhardjono, gangguan ginjal akut adalah kerusakan ginjal yang masif rusaknya. Sehingga ada pasien yang sampai cuci darah (hemodialisis), ada yang mesti cangkok ginjal (mengganti ginjal yang rusak dengan ginjal yang masih berfungsi baik).

Tapi kalau kerusakan masih ringan, ada harapan untuk "menidurkan" gangguan ginjal tersebut lewat terapi dan pengobatan.

Dia mengatakan sebagian besar penyakit ginjal dapat dicegah dan diobati apabila ditemukan lebih awal.

"Tapi kalau sudah berat, dia irreversible ya. Seperti penyakit ginjal yang lainnya," kata Suhardjono pula.

Sementara kebanyakan makan jengkol dapat menyebabkan kolik ginjal atau rasa nyeri hebat akibat adanya penyumbatan aliran kencing oleh kristal purin.

Cara mengantisipasinya adalah memeriksa kesehatan ke dokter secara berkala.

Misalnya satu tahun satu kali, lakukan "medical check up" (MCU) agar risiko pemburukan lebih lanjut hingga komplikasi bisa dicegah atau disembuhkan lebih cepat.

"Sekarang BPJS pun bisa mencakup pembayaran MCU pada usia lanjut untuk cek kesehatannya. Jadi lakukan lah pemeriksaan secara berkala," kata Suhardjono.

Kedua, atur pola makan supaya seimbang dengan kebutuhan. Konsumsi purin di dalam jengkol dan kalium di dalam pisang, harus sesuai anjuran dokter.

"Kalau kaliumnya terkontrol asam urat terkontrol ya boleh, karena lebih banyak manfaatnya daripada bahayanya. Jadi pengobatan itu harus sesuai dengan orangnya, enggak semua kami cap apa-apa sama, enggak gitu ya jadi berbeda-beda," kata Suhardjono.

Dokter menganjurkan pasien untuk menghindari makanan-minuman ultra proses artinya sudah bercampur garamnya, gulanya dan lain-lain di dalam makanan dan minuman.

Lebih dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang murni dan segar.

Baca juga: Rekomendasi pola makan untuk menjaga kesehatan ginjal

Baca juga: Dokter: Skrining penting guna cegah kanker ginjal

Baca juga: Ginjal sehat, hindari makanan tinggi natrium

 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024