Kenaikan signifikan sumber Proyek Tembaga Tujuh Bukit menjadi bukti komitmen kuat transformasi unit bisnis dari proyek dan operasi sedang berjalan.
Jakarta (ANTARA) - Proyek Tembaga Tujuh Bukit milik PT Merdeka Copper Gold Tbk (IDX:MDKA) yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur, mencatatkan kenaikan signifikan sumber daya terindikasi (indicated resources) sebesar 755 juta ton berdasarkan laporan Mineral Resource Estimate (MRE) atau meningkat 313 juta ton dari sebelumnya 442 juta ton.

Total kandungan sumber daya mineral (terindikasi/indicated dan tereka/inferred) proyek ini, meningkat dari 1,706 menjadi 1,738 miliar ton dengan kandungan tembaga 0,47 persen dan emas 0,5 gram (gr)/ton. Peningkatan jumlah sumber daya mineral ini mengonversi sumber daya mineral terindikasi dari 2,7 juta ton tembaga menjadi 4,5 juta ton tembaga dan dari 9,4 juta ounces emas menjadi 16,1 juta ounces emas, kata dia pula.

"Sehingga, total sumber daya mineral Proyek Tembaga Tujuh Bukit dari yang semula mengandung 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas, saat ini mengandung 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ounces emas,” catat laporan MRE, di Jakarta, Kamis.

General Manager Merdeka Copper Gold Tom Malik menyampaikan kenaikan signifikan sumber Proyek Tembaga Tujuh Bukit menjadi bukti komitmen kuat transformasi unit bisnis dari proyek dan operasi yang sedang berjalan saat ini, menuju proyek-proyek dan operasi tambang prestisius kelas dunia dengan umur tambang nan panjang.

Selain temuan sumber daya, Merdeka Copper Gold disebut juga tengah melakukan proses eksplorasi cukup masif di sekitar operasi yang berizin untuk terus menemukan potensi-potensi sumber daya mineral lainnya dengan cara efektif dan efisien.

Proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang masih dalam fase pra-produksi. Merdeka memiliki 100 persen saham dalam proyek yang terletak di bawah Tambang Emas Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur yang dioperasikan oleh anak perusahaan, PT Bumi Suksesindo.

Sejak tahun 2018, Merdeka dinyatakan telah menginvestasikan 176 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk studi kelayakan terperinci, termasuk eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran untuk mendefinisikan sumber daya, pemodelan geologi, studi teknis, dan studi pra-kelayakan (Pre-feasibility study atau PFS) yang rampung pada Mei 2023. PFS tersebut menegaskan manfaat ekonomi yang tinggi untuk pengembangan tambang bawah tanah yang berumur panjang dan signifikan secara global dengan pendekatan bertahap.

Pada puncak produksi, Proyek Tembaga Tujuh Bukit dikatakan bakal memproses 24 juta ton bijih per tahun guna menghasilkan lebih dari 112 ribu ton tembaga dan 366 ribu ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.

Saat ini, Merdeka fokus mengoptimalkan kinerja dan memulai menyusun bankable feasibility study (menilai kelayakan proyek dengan fokus dari sisi kemudahan mendapatkan pembiayaan seiring mempertimbangkan aspek teknis dan legal) yang dapat lebih diandalkan, katanya pula.

"Optimalisasi tersebut mencakup pengembangan metalurgis untuk meningkatkan perolehan logam yang dapat diekstrak dari bijih dan meningkatkan kualitas bijih yang ditambang. Tentunya, di dalam implementasinya, Merdeka berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya-upaya keberlanjutan, mengambil langkah-langkah inovatif, dan menjaga standar tinggi dalam praktik-praktik ESG (Environmental, Social, and Governance),” ujar Tom Malik.
Baca juga: Merdeka Copper targetkan Tembaga Tujuh Bukit beroperasi pada 2026
Baca juga: PT BSI dan PLN tanda tangani perjanjian jual beli tenaga listrik


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024