Hamburg (ANTARA News) - Buku karya Guenter Grass, yang mengupas penderitaan pengarang Jerman penerima Nobel Kesusastraan itu di masa lalu bersama Nazi dan mengungkapkan dirinya pernah menjadi anggota pasukan elite Waffen SS, hampir terjual habis dalam dua hari, penerbit menyatakan Kamis. Penerbitan tersebut, Steidl Verlag, mengatakan 130.000 dari 150.000 buku pertama "Peeling Onions" telah dikirimkan ke beberapa toko buku dan buku cetakan kedua telah dipesan dari percetakan. Buku itu resmi dipasarkan pada Rabu lalu, dua minggu lebih cepat daripada yang direncanakan sebelumnya, DPA melaporkan. Sementara itu, Vatikan menolak berkomentar tentang bagian di dalam buku itu dimana Grass melukiskan perbincangan filosofisnya di kamp interniran Amerika Serikat pada 1946 dengan "sahabatku Joseph", sebutan pada seorang pemuda seusia dengan Grass. Penulis itu yakin pemuda yang dimaksud adalah Joseph Ratzinger, Paus Benediktus XVI saat ini. Ditanyakan apakah ini bukan merupakan kasus kesalahan identitas, Grass mengatakan kepada pewawancara, "Saya hanya dapat menduga itu adalah dia." Grass mengemukakan hanya melakukan hubungan batin tahun lalu ketika Paus dipilih. Ratzinger, yang menjadi anggota pasukan keamanan dan batalyon pekerja Jerman, menyatakan dalam memoarnya bahwa dia ditempatkan di kamp yang sama. Tempat itu, di Bad Aibling, menampung 100.000 orang anggota pasukan bersenjata. Jurubicara kantor pers Vatikan mengatakan," Ini adalah semata-mata pertanyaan tentang kehidupan pribadi Sri Paus." Dia mengungkapkan pembantu wanita Paus telah dikutip beberapa surat kabar yang mengatakan bahwa Paus Benediktus XVI tidak pernah menyebutkan telah bertemu Grass. Timbul kehebohan atas pengakuan Grass bahwa dia bertugas dalam enam bulan terakhir Perang Dunia II sebagai penembak muda di divisi panser Waffen SS, tentara tak resmi Partai Nazi. (*)

Copyright © ANTARA 2006