Buenos Aires (ANTARA) - Presiden Peru Dina Boluarte mengatakan bahwa dia tidak akan mengundurkan diri setelah kepolisian menggerebek rumah pribadinya dan istana kepresidenan untuk mencari jam tangan mewah sebagai bagian penyelidikan atas dugaan memperkaya diri secara ilegal.

Penyelidikan awal dibuka pada dua pekan lalu setelah media Peru La Encerrona menyoroti Boluarte mengenakan arloji Rolex senilai sekitar 13.000 dolar AS atau sekira Rp200 juta.

Sementara media lainnya mengatakan bahwa sang presiden memiliki koleksi jam tangan mewah sejak menjadi wakil presiden pada Juli 2021 dan kemudian menjadi presiden pada Desember 2022.

Malam sebelumnya hingga Sabtu, polisi dan jaksa melakukan penggeledahan sehubungan dengan penyelidikan tersebut.

"Saya memasuki istana pemerintahan dengan tangan bersih dan saya akan meninggalkannya dengan tangan bersih pada 2026," kata Boluarte seperti dikutip radio RPP dalam pidatonya kepada warganya.

"Presiden ini tidak bersembunyi di balik lobi atau negosiasi dan siapapun yang menjajakan cerita soal jam tangan ini mengetahui hal ini karena mereka mengenal saya, karena saya bukan koruptor atau pencuri," kata Boluarte.

Sang presiden menegaskan dirinya akan memberikan kesaksian di kantor kejaksaan secepatnya.

Boluarte sebelumnya mengakui bahwa dia memiliki setidaknya satu arloji Rolex, menggambarkannya sebagai barang lama yang dibeli dengan uang yang dia peroleh sejak usia 18 tahun.

Penyelidikan kasus itu bertujuan untuk mengetahui apakah jam tangan mewah tersebut dibeli secara legal atau ditujukan untuk memperkaya diri secara ilegal.

Penyelidikan terpisah akan dilakukan untuk mengetahui apakah presiden itu telah gagal melaporkan kepemilikan jam tangan tersebut.

Baca juga: Xi: China-Peru tingkatkan kerja sama ekonomi digital pembangunan hijau
Baca juga: Presiden Peru, mantan presiden diselidiki atas dugaan pencucian uang
Baca juga: Indonesia-Peru sepakat tingkatkan kerja sama ekonomi


Sumber: Sputnik

Penerjemah: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024