Dalam artian, ada kemungkinan 20 persen terinfeksi ringan hingga berat walau telah divaksinasi
Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD DKI Jakarta  Gilbert Simanjuntak meminta pemerintah provinsi meningkatkan sosialisasi vaksin demam berdarah dengue (DBD) kepada masyarakat untuk pencegahan merebaknya penyakit tersebut pada musim pancaroba.

"Vaksinasi DBD perlu sosialisasi yang lengkap kepada masyarakat," kata Gilbert kepada wartawan di Jakarta, Senin.

Gilbert menuturkan saat ini vaksin DBD dinyatakan oleh pemerintah sudah dapat diberikan kepada masyarakat.

Dia menambahkan berdasarkan laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Atlanta, disebutkan bahwa keampuhan (efikasi) vaksin ini sebesar 80 persen untuk mencegah infeksi bergejala, masuk rumah sakit atau infeksi DBD berat.

"Dalam artian, ada kemungkinan 20 persen terinfeksi ringan hingga berat walau telah divaksinasi," ujarnya.

Dilaporkan bahwa keampuhan vaksin dapat bertahan enam tahun. Namun, wanita hamil dan menyusui memiliki risiko karena tidak ada data keamanan untuk kondisi ini.

Diingatkan pula pemberian vaksin wajib sesuai anjuran CDC, mengharuskan ada infeksi DBD sebelumnya melalui tes laboratorium (serologi).

Apabila anak hasilnya tes serologinya belum pernah terinfeksi dan diberi vaksin, maka ada kemungkinan malah jadi terinfeksi ringan hingga berat dan dirawat di rumah sakit.

Selain itu, diketahui perbedaan informasi mengenai anjuran CDC Atlanta diberikan pada usia minimal sembilan tahun, namun informasi di masyarakat dapat diberikan pada usia minimal enam tahun tanpa tes laboratorium.

Maka dari itu, dia mendesak pemerintah provinsi DKI untuk segera melakukan sosialisasi guna tindak cepat pencegahan DBD.

"Perbedaan indikasi ini dengan CDC Atlanta tentu membutuhkan penjelasan dari pemerintah," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati, di Jakarta, Kamis (28/3), mengatakan penyumbang kasus DBD terbanyak dari data terakhir, yaitu Jakarta Barat, dengan total kasus mencapai 716 disusul Jakarta Selatan.

Menurut dia, sebenarnya lima kota dan satu kabupaten di DKI Jakarta semuanya terdapat kasus DBD. Akan tetapi yang paling banyak penyebaran kasusnya hingga 26 Maret 2024, yaitu Jakarta Barat dengan jumlah kasus mencapai 716. Disusul Jakarta Selatan (576), Jakarta Timur (562), Jakarta Utara (262), Jakarta Pusat (172), dan Kepulauan Seribu (18).
Baca juga: Jakpus tingkatkan upaya pengurangan perkembangbiakan nyamuk DBD
Baca juga: Rekan Indonesia minta Jakbar tingkatkan upaya atasi DBD
Baca juga: DKI dan Buddha Tzu Chi serahkan 10 kunci program beda rumah di Jakut

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024