Inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi.
Jakarta (ANTARA) -
Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada bulan Maret 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi IHK Maret 2024 tercatat sebesar 0,52 persen month to month (mtm) sehingga secara tahunan menjadi 3,05 persen year on year (yoy).
 
"Inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Senin.
 
Sinergi pengendalian inflasi terjalin kuat antara BI dan pemerintah pusat serta daerah dalam tim pengendalian inflasi pusat dan daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
 
Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024.
 
Erwin menuturkan bahwa inflasi inti tetap terjaga. Inflasi inti pada bulan Maret 2024 tercatat 0,23 persen (mtm), lebih tinggi daripada inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,14 persen (mtm) seiring dengan kenaikan permintaan musiman periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idulfitri 1445 Hijriah.
 
Realisasi inflasi inti tersebut disumbang, terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, minyak goreng, dan nasi dengan lauk. Secara tahunan, inflasi inti pada bulan Maret 2024 tercatat sebesar 1,77 persen (yoy), atau meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,68 persen (yoy).

Baca juga: Bank Indonesia perkuat digitalisasi lewat QRIS penukaran uang baru
Baca juga: Bank DKI Raih Penghargaan Indonesia Best 50 CEO 2024
 
Inflasi kelompok volatile food meningkat. Kelompok volatile food pada bulan Maret 2024 mencatatkan inflasi sebesar 2,16 persen (mtm), atau lebih tinggi daripada inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,53 persen (mtm).
 
Peningkatan inflasi volatile food itu disumbang, terutama oleh inflasi komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, dan beras.
 
Peningkatan harga komoditas pangan, terutama beras dipengaruhi oleh faktor musiman periode HBKN dan pergeseran musim tanam akibat dampak El Nino.
 
Peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi komoditas cabai merah dan tomat. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 10,33 persen (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,47 persen (yoy).
 
Ke depan, inflasi volatile food diperkirakan kembali menurun seiring dengan peningkatan produksi akibat masuknya musim panen dan dukungan sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah sehingga mendukung upaya menjaga stabilitas.
 
Inflasi kelompok administered prices menurun. Kelompok administered prices pada bulan Maret 2024 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen (mtm), atau lebih rendah daripada bulan sebelumnya yang sebesar 0,15 persen (mtm) disumbang oleh deflasi tarif angkutan udara.
 
Penurunan lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas sigaret kretek mesin (SKM) sejalan dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau.
 
Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices menjadi sebesar 1,39 persen (yoy), atau menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,67 persen (yoy).

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024