terus bekerja keras turunkan stunting di Aceh
Banda Aceh (ANTARA) - Pj Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Mellani Subarni menyatakan bahwa permasalahan penurunan stunting menjadi pekerja rumah (PR) pertama bagi semua pihak di Tanah Rencong.

"Permasalahan stunting ini menjadi PR nomor satu dan menjadi amanah dari Pj Gubernur Aceh untuk terus bekerja keras turunkan stunting di Aceh," kata Mellani Subarni, di Banda Aceh, Senin.

Pernyataan itu disampaikan Mellani saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan BKKBN dan instansi terkait lainnya, di Ruang Kerja Gubernur Aceh, Meuligoe Aceh.

Menurut dia, untuk menurunkan angka stunting di Aceh, maka perlu adanya kerja kolaborasi antar pihak dan elemen masyarakat. Sebab, mengefektifkan upaya ini harus berdasarkan kesamaan pemahaman, sehingga program berjalan sesuai yang diharapkan.

Dirinya menjelaskan, selama ini program penurunan stunting telah banyak dan sempurna dibentuk, hanya saja dalam implementasinya masih kurang efektif, bahkan tidak tepat sasaran, sehingga membuat kegiatan hanya berjalan di tempat.

"Seperti ada Gampong Gizi dan Rumoh Gizi Gampong, ada sebagian yang tidak jalan, yang tidak jalan itu lah yang harus kita dorong, agar program ini berjalan baik," ujarnya.

Baca juga: Menko PMK minta seluruh OPD di Aceh jadi bapak asuh bagi anak stunting
Baca juga: Pemprov sebut angka prevalensi stunting Aceh menurun


Selain itu, lanjut dia, untuk pencegahan, Pemerintah Aceh juga sudah melakukan kerja sama dengan Kementerian Agama, melalui program sekolah persiapan nikah yaitu Samara, atau pendidikan pra nikah bagi calon pengantin.

Tujuan dari sekolah ini, membekali ilmu bagi setiap calon pengantin tentang tugas dan tanggung jawabnya setelah menikah, serta berbagai hal yang perlu disiapkan seperti kesehatan dan psikologis.

Pendidikan pra nikah ini dinilai penting bagi setiap calon pengantin. Sebab akan mengajarkan persoalan finansial, keluarga, pekerjaan rumah tangga, kehamilan dan mengurus anak salah satunya pencegahan stunting.

"Jadi saya pikir, program sudah bagus tinggal kita gerakkan kembali agar bisa berjalan sesuai arahnya. Jadi saya butuh kerja sama semua pihak, karena saya tidak bisa bekerja sendiri," demikian Mellani.

Sebagai informasi, angka prevalensi stunting untuk Tanah Rencong mengalami penurunan dalam satu tahun terakhir menjadi 29,4 persen pada 2023.

Di mana, berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting Aceh turun 1,8 persen, yaitu, dari 31,2 persen pada 2022 menjadi 29,4 persen pada 2023.

Baca juga: Program Bapak Asuh dinilai beri dampak pada penurunan stunting di Aceh
Baca juga: USK luncurkan program GASEH MA cegah stunting di Aceh Besar
Baca juga: Pemkab Nagan Raya luncurkan Gerakan Posyandu Aktif cegah stunting

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024