Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan di saat negara-negara maju mengalami resersi hingga ada masyarakat mengantre untuk mendapatkan makanan, tapi berbeda dengan kondisi di Indonesia, yang sedang menghadapi bulan Ramadhan, justru terjadi ‘war takjil’.
 

“Dan mungkin saat ini justru yang terjadi dan sering muncul di televisi yang terkenal malah war takjil. Artinya, ekonomi masyarakat Indonesia saat ini Alhamdulillah Tuhan sayang pada bangsa kita,” kata Sigit dalam acara buka puasa bersama TNI-Polri di Jakarta, Selasa.
 

Jenderal polisi bintang empat itu, menyebut situasi dan kondisi global sedang tidak baik-baik saja, beberapa dinamika global tentunya mempengaruhi situasi dan kondisi di dalam negeri.
 

Seperti perang antara Palestina dengan Israel yang masih berkemelut hingga kini. Begitu juga kondisi perekonomian negara-negara di dunia sedang tidak baik-baik saja.
 

“Bahkan beberapa negara maju saat ini sedang mengalami yang namanya resersi, karena nilai mata uang menjadi rendah, harga menjadi tinggi, daya beli masyarakat menjadi turun, bahkan harus tinggal di luar rumah karena tidak mampu untuk menyewa, apalagi membeli rumah,” kata Sigit.
 

Mantan Kabareskrim Polri itu mengajak masyarakat untuk bersyukur dengan situasi keamanan dan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air yang masih relatif baik.
 

Kondisi tersebut, kata Sigit, tidak lepas dari persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, termasuk TNI-Polri dalam menjaga soliditas dan sinergitas menjalankan tugas menjaga keamanan, ketertiban masyarakat.
 

“Tentunya hal ini harus kita pertahankan, dan sinergitas menjadi kunci,” kata Jenderal polisi bintang empat itu.

Ia mengingatkan pesta demokrasi pilpres dan pileg telah usai, meski diwarnai perbedaan pendapat dan pilihan, namun persatuan dan kesatuan harus dijunjung tinggi.
 

“Kita harus menjadi pelopor dalam menjaga persatuan dan kesatuan, sehingga walaupun perbedaan pendapat yang ada, namun yang namanya persatuan dan kesatuan menjadi prioritas yang harus kita utamakan,” katanya.
 

Oleh karena itu, pada momen Ramadhan ini, Sigit mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan persatuan dan kesatuan menjadi modal menjaga pertumbuhan ekonomi dan keamanan dan ketertiban yang terjaga. Tidak seperti negara-negara lain yang sedang bertempur.
 

“Pertumbuhan (ekonomi) kita cukup bagus. Inflasi juga terjaga, mata uang juga stabil dan daya beli masyarakat saya kira juga Alhamdulillah semuanya masih bisa terjaga dengan baik,” kata Sigit.
 

Kondisi ini, lanjut Sigit, menjadi cita-cita yang terus didorong untuk menjadikan Indonesia lebih baik.
 

“Mudah-mudahan hikmah bulan Ramadhan ini, hikmah buka puasa yang kita laksanakan ini akan terus menjaga, mempertahankan persatuan dan kesatuan yang selama ini menjadi modal utama kita mewujudkan Indonesia lebih baik,” kata Sigit.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024