Membaca adalah kebutuhan, terutama ketika kita melakukan perjalanan. Dalam acara mudik asyik baca buku ini, kami menyediakan buku untuk anak-anak dan orang tua agar mereka dapat berinteraksi dan mengisi waktu selama perjalanan
Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyambut baik kegiatan mudik asyik baca buku tahun 2024 yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

"Membaca adalah kebutuhan, terutama ketika kita melakukan perjalanan. Dalam acara mudik asyik baca buku ini, kami menyediakan buku untuk anak-anak dan orang tua agar mereka dapat berinteraksi dan mengisi waktu selama perjalanan," kata Pelaksana Tugas Kepala Perpusnas E. Aminudin Azis di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan pentingnya membiasakan membaca di transportasi umum tersebut saat membuka secara resmi kegiatan mudik asyik baca buku di Stasiun Gambir, Jakarta, pada Selasa.

Gerakan literasi tersebut diisi dengan kegiatan pembagian buku secara gratis yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada orang tua tentang urgensi dan manfaat gemar membaca, sehingga dapat meningkatkan minat baca pada anak-anak sejak dini.

Baca juga: Perpustakaan DKI distribusikan buku bacaan ke keluarga lewat PKK

"Inisiatif ini bertujuan memfasilitasi para pemudik agar dapat menghabiskan waktu perjalanan dengan lebih bermanfaat melalui membaca buku," ujar dia.

Ia menyebutkan buku bacaan untuk anak-anak dipilih karena dari hasil survei yang dilakukan oleh Perpusnas, buku yang paling diminati adalah buku yang bisa memberikan interaksi antara anak-anak dan orang tua.

"Maka kami mengajak kawan-kawan dari Perpusnas, dan Perpusnas memiliki koleksi buku, kemudian mereka juga memberikan kontribusi yang besar terhadap penyediaan buku ini. Kami juga bekerja sama dengan penerbit dan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi)," ucapnya.

Meski saat ini sudah tersedia fasilitas bahan bacaan digital, tetapi menurutnya, buku fisik masih tetap menjadi primadona, karena kelelahan ketika membaca buku fisik lebih sedikit dibandingkan dengan membaca buku digital.

Baca juga: Memupuk budaya baca buku Generasi Z

"Oleh karena itu, kehadiran buku fisik yang bisa dibuka dan ditatap dalam waktu lama, kemudian memprediksi berapa halaman yang masih tersisa, itu memberikan manfaat yang lebih besar saat membaca," katanya.

Ia juga menambahkan kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui literasi.

"Membaca buku itu selain mengasyikkan, juga menambah pengetahuan, dan tentu meningkatkan literasi kita semua. Literasi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup," tuturnya.

Adapun kegiatan mudik asyik baca buku ini diselenggarakan di lima lokasi, yakni Stasiun Gambir, Stasiun Pasar Senen, Terminal Kalideres, Terminal Kampung Rambutan, dan Terminal Pulo Gebang.

Baca juga: Hal yang bisa orang tua lakukan agar anak gemar baca buku

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024