Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kesehatan mata dari RSUPN Dr. Tjipto Mangunkusumo  Dr. dr Syntia Nusanti, SpM(K), M.Pd.Ked mengatakan kandungan metanol pada minuman keras (miras) oplosan dapat menyerang saraf mata sehingga berisiko menyebabkan kebutaan.

"Beberapa jenis alkohol kalau kita sering baca ya, orang yang meninggal karena minum oplosan. Itu seringkali ada juga yang menyebabkan kebutaan karena minum oplosan. Nah dia bukan karena peningkatan tekanan intrakranial, tapi karena efek dari metanol yang diminum langsung kepada saraf optik," kata Syntia dalam sebuah diskusi medis yang disiarkan di radio pada Rabu.

Syntia membandingkan dampak metanol terhadap saraf mata dengan kondisi medis papiledema, yakni pembengkakan saraf optik mata akibat tekanan pada bagian intrakranial atau rongga kepala.

"Kalau papiledema kan dia datang dengan keadaan sakit kepala hebat, mual muntah, mungkin ada gangguan penglihatan, mungkin tidak," katanya.

Baca juga: Kenali papiledema yang bisa sebabkan gangguan penglihatan

Baca juga: Kenali gejala peradangan mata akibat penyakit autoimun


Sedangkan pada individu yang mengalami intoksikasi metanol akibat mengonsumsi alkohol miras oplosan, katanya, merasakan keluhan penglihatan yang buram hingga tidak bisa melihat sama sekali.

Dalam diskusi tersebut, Syntia memaparkan papiledema disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya terdapat tumor di otak, penyumbatan cairan di otak, infeksi di bagian otak seperti meningitis, hingga tekanan darah tinggi.

"Ada juga yang kita sebut idiopatik, idiopatik ini terjadi peningkatan tekanan intrakranial tanpa sebab khusus. Biasanya ini sering terjadi pada perempuan usianya masih fertile, sekitar 30-40 tahun dengan keadaan obesitas," ujarnya.

Gangguan penglihatan pengidap papilederma, terang Syntia, umumnya terjadi secara bertahap dan bersifat sementara. Gejala tersebut bisa muncul ketika melakukan aktivitas tertentu contohnya bangun dari jongkok, batuk, dan mengejan saat buang air besar.

"Biasanya pertama mungkin kehilangan kemampuan melihat warna atau kemudian kontras, jadi terang gelap itu akan jadi sulit dan lama-lama akan terjadi penurunan terhadap penglihatan. Kadang-kadang ini disertai juga dengan penglihatan ganda," tutur Syntia.

Baca juga: Anak berusia di bawah 8 tahun rentan terkena gangguan penglihatan

Baca juga: Kemenkes harap masyarakat makin peduli dengan kesehatan mata

Baca juga: Orang gemuk berisiko kena masalah penglihatan

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024