Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama jajaran Kepolisian mengumpulkan sebanyak 170 pelajar yang terlibat tawuran dan konvoi kendaraan bermotor di Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu.
 
"Tentunya pada hari ini saya mau mengantar bahwa ini adalah bukti kecintaan kami kepada anak-anak kita, bukti kecintaan Kepolisian kepada masa depan para pelajar kita," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro.

Susatyo saat apel pengarahan kepada anak-anak pelaku tawuran di Halaman Balai Kota DKI, Jakarta Pusat mengatakan, sampai saat ini terdapat 170 pelajar dijaring dalam penindakan terhadap tawuran hingga konvoi pelajar.
 
Saat dikumpulkan di Halaman Balai Kota DKI, ratusan pelajar mengenakan baju sekolah dan baju bebas itu diminta membacakan surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya. Mereka berbaris di hadapan pihak kepolisian dan didampingi oleh orang tua atau wali masing-masing.
 
Susatyo melaporkan, total 170 pelajar yang terjaring dalam penindakan itu merupakan pelaku konvoi "buka on the road". Polisi juga menilang 80 motor karena tidak dilengkapi STNK dan pengendaranya tidak punya SIM.

Baca juga: Heru imbau remaja hindari tawuran hingga konvoi selama Ramadhan

Selain itu dilakukan penyitaan terhadap 26 petasan dan 18 buah bendera yang juga diamankan.
 
"Lalu dua orang 'test urine' positif atas nama DA (16 tahun) dan MAK (22 tahun) diduga menggunakan sabu mengandung zat metavitamin diamankan," ujar Susatyo.
 
Susatyo menjelaskan, dalam seminggu ini viral di media sosial terkait konvoi pelajar yang kemudian berkembang menjadi tawuran di Salemba. "Kemudian ada juga di kawasan Gunung Sahari dan sebagainya," katanya.
 
Adapun lokasi yang sering dijadikan ajang keributan dan konvoi di wilayah Polres Metro Jakarta Pusat antara lain Fly Over Roxy Sawah Besar, lampu merah Carolus Senen, Bundaran HI Menteng dan Fly Over Jalan HBR Motik Kemayoran.
 
Penangkapan ratusan pelajar yang terlibat aksi konvoi itu dilakukan untuk mencegah potensi terjadinya tawuran. Susatyo berharap kehadiran orang tua dalam apel hari ini lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya.

Baca juga: Marak konvoi, polisi tangkap 14 remaja di Kemayoran
 
Ratusan pelajar yang terlibat tawuran hingga aksi konvoi berdalih bagi-bagi takjil dikumpulkan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2024). (ANTARA/Siti Nurhaliza)
Menurut Susatyo, bulan puasa Ramadhan sudah seharusnya menjadi bulan yang penuh berkah dan tidak adanya tindakan yang mengganggu 
keamanan serta kenyamanan bersama.
 
"Kami tidak ingin anak anak kami ini harus meregang nyawa sia-sia di jalanan dan sudah banyak buktinya. Atau ketabrak mobil, kekerasan senjata tajam dan sebagainya bahkan di antaranya ada anak-anak remaja putri," kata Susatyo.
 
Ratusan pelajar tersebut satu per satu diberikan arahan oleh Kepolisian dan Pemprov DKI Jakarta. Dimulai dari Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro dan Dirbinmas Polda Metro Jaya Kombes Badya Wijaya.

Selain itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo dan Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin.
 
Setelah itu, para pelajar diminta membacakan surat pernyataan yang berisi janji tidak akan mengulang perbuatannya serta bersedia diproses sesuai hukum yang berlaku. Lalu polisi meminta agar mereka bersujud di kaki orang tua masing-masing.
 

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024