Jakarta (ANTARA) - Kepala Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Revi Zulkarnaen mengungkapkan bahwa seluruh bus angkutan Idul Fitri 1445 Hijriah baik arus mudik maupun arus balik di terminal tersebut tidak ada yang menggunakan klakson "telolet".

Hal tersebut berdasarkan hasil "ramp check" atau uji kelaikan jalan armada bus untuk angkutan mudik dan balik pada libur Idul Fitri tahun ini.

"Ya, jadi memang larangan untuk menggunakan klakson 'telolet' itu sudah hampir 100 persen dipatuhi oleh PO (Perusahaan Otobus). Karena setiap pemeriksaan "ramp check" itu klakson pasti diperiksa," kata Revi pada Rabu.

Jika masih ada bus yang menggunakan klakson "telolet", pihaknya akan menindaklanjutinya pada pemeriksaan "ramp check" selanjutnya.

"Jadi apabila kedapatan PO bus yang menggunakan klakson 'telolet', maka akan diambil tindakan. Pertama akan dicopot alatnya, kedua akan diberikan sanksi tertulis," ujar Revi.

Baca juga: Kemendikbud-Ristek bagikan buku untuk anak-anak di Terminal Kalideres
Baca juga: Terminal Kalideres uji kelaikan angkutan pada H-7 sampai H+7 lebaran


Namun, ia menegaskan bahwa hingga saat ini seluruh bus yang beroperasi dari Terminal Kalideres sudah lolos "ramp check" dan tak ditemukan yang menggunakan klakson "telolet".

"Alhamdulillah nihil, kita sudah tidak menemukan lagi untuk bus yang menggunakan klakson 'telolet'," kata Revi.

Mulai Rabu, pihaknya melakukan "ramp check" selama 24 jam hingga Idul Fitri. "Kalau kemarin sampai dua bulan lalu kan 'ramp check' hanya sampai sore. Mulai hari ini dilakukan 24 jam," kata Revi.

Adapun pada hari biasa, setidaknya 35 bus diuji kelaikan jalannya. 'Ramp check' mulai dua bulan lalu itu minimal 35 kendaraan kita periksa setiap harinya," kata Revi.

Penggunaan klakson dengan suara bernada atau yang biasa disebut klakson "telolet" pada bus yang sudah dimodifikasi dinilai bisa mendatangkan bahaya bagi pengguna jalan serta pengemudi dan penumpang bus.

"Di klakson 'telolet' ada material yang menggunakan tenaga angin, kalau instalasinya mengambil tenaga angin yang salah, contohnya di sistem 'break' (pengereman), maka fungsi dari rem tersebut tidak dapat bekerja, yang mengakibatkan rem jadi blong," kata DCVI Bus Bodybuilder Advisor M. Thoyib dalam sesi gelar wicara GAIKINDO Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024 di Jakarta Convention Center.

Thoyib mengatakan bahwa meski menyenangkan bagi sebagian orang, penggunaan klakson "telolet" pada bus dapat menimbulkan risiko kecelakaan lalu lintas di jalan.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024