Semarang (ANTARA) - Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi belum mau berkomentar mengenai elektabilitasnya yang tinggi pada salah satu hasil survei Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2024.

"Ya 'no comment' lah, ini kita kan di acara LKPP. Jadi, bukan masalah politik. Yang politik menjadi urusan pimpinan-pimpinan politik saya," kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu.

Hal tersebut disampaikan mantan Wali Kota Semarang tersebut saat Sosialisasi Pengadaan Barang/Jasa bagi Para Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kendal.

Sejauh ini, Hendi mengaku masih fokus terhadap tugasnya sebagai Kepala LKPP RI dan menyerahkan urusan perpolitikan, termasuk pilkada serentak kepada para pimpinan partai politik.

"Endak ada, endak ada komentar," tegasnya, ketika kembali dicecar soal elektabilitasnya yang tertinggi dibanding nama-nama lainnya dalam survei yang dilakukan Archi Research And Strategy Indonesia itu.

Baru-baru ini, lembaga survei Archi Research and Strategy merilis hasil survei opini publik terhadap nama-nama yang berpotensi maju sebagai bakal calon Gubernur Jateng pada pilkada serentak November mendatang.

Hasil survei tersebut menempatkan nama Hendrar Prihadi (Hendi) dengan tingkat elektabilitas paling tinggi, yakni sebesar 23,21 persen, diikuti oleh KH. Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) di peringkat kedua dengan raihan 16,07 persen.

Setelah itu, Dico Ganinduto (Bupati Kendal) dengan 13,39 persen, Sudaryono (Ketua DPD Gerindra Jateng) 10,71 persen, Taj Yasin Maimoen (mantan Wagub Jateng) sebesar 7,14 persen.

Di bawahnya, ada Bambang Wuryanto (Bambang Pacul) dengan perolehan 6,25 persen, Sudirman Said (mantan Menteri ESDM) 5,36 persen, dan sisanya, yakni 17,86 belum menentukan pilihan.
Baca juga: Kabupaten/kota se-Jateng diminta siapkan dana cadangan Pilkada 2024
Baca juga: LKPP: E-katalog versi baru diharapkan jadi lompatan pengadaan barang
Baca juga: LKPP: Produk UMKM yang tayang di e-katalog capai 7,6 juta produk

 

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024