Bagi orang dewasa apalagi yang memiliki riwayat kolesterol dan hipertensi, harus berhati-hati sama kuahnya
Jakarta (ANTARA) - Mendekati Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, ahli gizi mengingatkan kepada masyarakat agar memperhatikan kandungan gizi pada hidangan-hidangan Lebaran untuk menjaga agar tubuh tetap sehat selama berkumpul bersama keluarga.

Salah satu hidangan yang paling populer di momen Idul Fitri adalah opor ayam. Meskipun memiliki cita rasa yang menggugah selera, namun Ahli Gizi dari Puskesmas Kramat Jati Yola Dwi Jayanti, S.Gz dan Vina Irhamma, A.Md.Gz mengatakan  makanan tersebut perlu diwaspadai karena mengandung santan dan berkuah.

“Bagi orang dewasa apalagi yang memiliki riwayat kolesterol dan hipertensi, harus berhati-hati sama kuahnya. Karena selain mengandung santan, makanan berkuah juga mengandung kadar garam yang tinggi,” jelas Yola saat diskusi daring bertajuk “Kenali Gizi pada Santapan Khas Lebaran” di Jakarta, Kamis.

Selain itu, rendang juga umumnya menjadi primadona saat momen Idul Fitri. Namun ternyata, Vina menjelaskan bahwa 100 gram rendang mengandung lemak jenuh sebanyak 6,48 gram.

Hal tersebut dikarenakan rendang memiliki bahan utama yakni daging dan santan. Cara memasak daging rendang juga umumnya dibiarkan dalam jangka waktu yang lama. Oleh sebab itu, rendang juga menjadi salah satu lauk pauk yang perlu diwaspadai saat Lebaran.

“Sifatnya itu semakin lama dipanaskan, maka akan semakin jenuh. Rantainya akan semakin panjang. Makanya lemaknya itu bisa besar sekali,” jelas Vina.

Agar tetap bisa menikmati santapan Lebaran dengan aman dan sehat, masyarakat perlu tetap menyertakan sayur dan memperhatikan kalorinya.

Misalnya, porsi ketupat sebanyak 50 gram mengandung 80 gram kalori, sayur nangka sebanyak 100 gram mengandung 66 kalori, dan satu potong opor ayam sebanyak 80 kalori, maka total satu piring hidangan ini sebanyak sekitar 240 kalori.

“Tenang, masih 240 kalori. Biasanya kita sekali makan bisa 400 sampai 500 kalori. Jadi masih aman,” kata Yola.

Kendati demikian, Yola mengingatkan agar dalam sehari makanan yang disantap juga bervariasi. Sebab, mengonsumsi hidangan Lebaran terus menerus juga dapat menimbulkan risiko mengganggu kesehatan.
Baca juga: BPOM DKI temukan takjil mengandung bahan berbahaya

Baca juga: DLH siagakan 3.080 petugas kebersihan selama libur Lebaran

Baca juga: DKI giatkan patroli awasi Tanah Abang agar kondusif selama Ramadhan


Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024