Palembang (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resort Banyuasin, Sumatera Selatan mengungkapkan bahwa kemacetan arus mudik yang terjadi di Jalan Lintas Betung Banyuasin penyebabnya karena pengendara saling serobot.

"Pihak kepolisian hanya bisa mengurai kemacetan karena tidak ada jalur alternatif di wilayah itu dan para pengendara yang terjebak kemacetan diminta bersabar," kata Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Rosa Putra dikonfirmasi, Jumat, malam.

Ia menambahkan untuk mengurai kemacetan di Betung cuman bisa dilakukan pihak kepolisian secara perlahan mengurainya untuk mengatasi kemacetan tersebut. Pengendara diminta bersabar karena belum ada jalur alternatif di wilayah Betung.

Kemudian lebar jalan hanya 6,8 meter dan kendaraan saling menyerobot bahkan menyebabkan empat hingga lima tumpukan alur kendaraan sehingga dititik jalanan yang kurang lebar terjadi penumpukan kendaraan.

Untuk penindakan terhadap pengendara yang menyerobot tidak dilakukan karena menurutnya, tidak pas di saat penguraian namun kepolisian melakukan penindakan hanya akan membuat kendaraan semakin menumpuk.

Sementara untuk alternatif tol Musi landas menuju Betung belum dibuka karena saat ini situasi masih lengang di wilayah itu baru akan dibuka apabila terjadi penumpukan sebagai alternatif lalu lintas.

Ia mengimbau semua pengendara yang melintasi kawasan jalan Betung yang belum mengetahui karakteristik ataupun keadaan jalanan yang hanya bisa dilintasi jalur kanan dan kiri dan dilarang saling mendahului atau menyerobot.

"Kesadaran pengendara sangat menjadi hal yang utama untuk mengatasi kemacetan, karena kawasan Betung memang setiap tahun selalu mengalami kemacetan karena saling menyerobot," katanya.

Sementara itu menurut para pengendara kemacetan terjadi bahkan hingga selama lima jam.

"Sudah dari sore tadi, sekarang sudah malam hampir sekitar lima jam kami terjebak kemacetan di Betung ini," kata Usman seorang pengendara mobil.
Baca juga: Jalan Lintas Timur Palembang-Betung nyaris lumpuh karena macet
Baca juga: Dishub pasang rambu lalu lintas di Jalan Alternatif Lintas Sumatera

Pewarta: M. Imam Pramana
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024