Tanjungpinang (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengimbau masyarakat agar tidak berlebihan dalam menyambut hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 Masehi.

Sekretaris Umum MUI Kepri Edi Safrani mengatakan beberapa hari jelang Idul Fitri, masyarakat biasanya mulai sibuk untuk membeli aneka kebutuhan lebaran, seperti pakaian hingga makanan.

"Mendekati Idul Fitri, masyarakat pun bergeser dari masjid ke toko-toko atau pasar malam untuk berbelanja kebutuhan Lebaran," kata dia di Tanjungpinang, Sabtu.

Menurutnya ada kecenderungan peningkatan kebutuhan masyarakat ketika menyambut Idul Fitri, misalnya memborong pakaian baru supaya bisa tampil maksimal pada saat Lebaran.

Baca juga: MUI Jateng imbau masyarakat rayakan Lebaran secara sederhana

Baca juga: MUI minta saling hormati dalam sikapi potensi perbedaan Idul Fitri


Ia menyebut bahwa hal itu sah-sah saja dilakukan masyarakat sebagai bentuk suka cita menyambut Lebaran, karena dalam ajaran Islam memang dianjurkan berpakaian yang baik dan rapi saat Lebaran.

Namun demikian, warga khususnya umat Islam diimbau jangan sampai belanja berlebihan apalagi sampai menghabiskan uang hanya untuk membeli pakaian.

"Tidak harus beli pakaian yang banyak. Secukupnya saja, karena hari raya bukan tentang pakaian baru tapi jiwa baru," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat supaya tidak mubazir dalam hal menyediakan juadah Lebaran.

Agama Islam tidak memaksakan diri jika masyarakat tidak mampu memenuhi persediaan makanan khas Lebaran, melainkan sesuai dengan kemampuan hidup masing-masing.

Ia mencontohkan sudah jadi tradisi masyarakat Melayu di Kepri memasak makanan ketupat setiap menyambut hari raya Idul Fitri. Biasanya masyarakat memasak 150 buah ketupat untuk disantap di pagi lebaran.

"Sebaiknya disesuaikan dengan jumlah keluarga. Kalau keluarga sedikit, masaknya sedikit saja, jangan sampai mubazir," ujar Safrani.

Dia mengingatkan bahwa esensi dari Lebaran Idul Fitri ialah kembali kepada fitrah setelah selesai menjalani rentetan ibadah di bulan suci Ramadhan.

Ada pula yang memaknai Idul Fitri sebagai kembali makan pagi, karena selama satu bulan Ramadhan tak ada aktivitas makan atau sarapan pagi.

"Makanya, sebelum menunaikan shalat Idul fitri, kita disunahkan makan dulu di rumah," ucapnya.

Safrani turut mengajak masyarakat Muslim memanfaatkan momentum Idul Fitri tahun ini untuk saling berkunjung dan bermaafan dengan orang tua, sanak saudara, sahabat karib hingga sesama umat Islam.*

Baca juga: Ketua MUI: Umat Islam silakan rayakan Idul Fitri sesuai keyakinan

Baca juga: MUI ingatkan pemudik waspadai cuaca buruk

Pewarta: Ogen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024