Jadi bukan soal Sholat Id duluan dan tidak, tapi ini berdasarkan penetapan bulan. Dan kami di Wakal sudah melakukannya sejak jaman dahuluAmbon (ANTARA) - Masyarakat di Negeri Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, hari ini melaksanakan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, dengan menggelar Shalat Id hari ini (8/4).
“Iya hari ini kami melaksanakan Shalat Idul Fitri lebih dulu, karena kami sudah genap 30 hari Ramadhan,” kata Raja Wakal Ahaja Suneth di Wakal Maluku Tengah, Senin.
Pelaksanaan Shalat Idul Fitri diikuti ribuan warga baik baik perempuan maupun laki-laki di Masjid Nurul Awal Wakal yang mulai pukul 09.00 WIT.
Baca juga: Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul gelar shalat Id lebih awal
Shalat Id di Wakal dipimpin Imam Masjid Nurul Awal, Tahir Supele, sekaligus yang memberikan khotbah Idul Fitri 1445 Hijriah.
Belasan anggota polisi diterjunkan Polsek Leihitu untuk ikut menjaga dan mengamankan pelaksanaan Shalat Id di Wakal. Selain Polri, ada juga sejumlah anggota TNI.
Ahaja Suneth mengatakan pelaksanaan Sholat Id oleh warga Wakal digelar lebih awal dari yang ditetapkan pemerintah, bukan baru kali ini. Tapi ini sudah dilakukan oleh para leluhur mereka sejak Negeri Wakal berdiri.
“Jadi bukan soal Sholat Id duluan dan tidak, tapi ini berdasarkan penetapan bulan. Dan kami di Wakal sudah melakukannya sejak jaman dahulu," ujarnya.
Baca juga: PBNU kecam Lebaran Jumat di Gunungkidul, dalih sudah telepon Allah
Suneth mengaku tokoh agama dan para penghulu Masjid Nurul Awal Wakal tidak menggunakan alat canggih untuk menghitung dan menetapkan 1 Ramadhan dan 1 Syawal.
"Kami tidak gunakan alat apa pun. Tapi dengan ilmu yang sudah diturunkan oleh leluhur kami di sini. Ada perhitungan menggunakan kalender tua yang dihitung itu bulannya dan itu selalu tepat," katanya.
Sementara itu pada tahun ini Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menggelar Sidang Isbat (Penetapan) 1 Syawal 1445 Hijriah pada Selasa 9 April 2024.
Baca juga: Kemenag: Sidang Isbat sebagai forum bersama pengambilan keputusan
Pewarta: Winda Herman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
