Kami datangkan 2.000 kilogram alias dua ton salmon Norwegia yang terkenal itu ke Jakarta untuk bersama-sama kita nikmati malam ini. Ini baru pembukaan, karena akan ada peningkatan lebih signifikan hubungan kedua negara di kemudian hari."
Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Norwegia di Jakarta menggelar malam Salmon Dinner, di Hotel Shangri La, Jakarta, pada Kamis malam (14/11), yang dihadiri berbagai kalangan, bertujuan mendekatkan hubungan dan kesan negaranya ke publik Tanah Air.

"Kami datangkan 2.000 kilogram alias dua ton salmon Norwegia yang terkenal itu ke Jakarta untuk bersama-sama kita nikmati malam ini. Ini baru pembukaan, karena akan ada peningkatan lebih signifikan hubungan kedua negara di kemudian hari," kata Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Stig Traavik. 

Norwegia adalah negara bahari, dan untuk menguatkan kesan itu, Traavik memberi "pertunjukan" tersendiri yang mampu membuat ratusan hadirin tersenyum. Dia mengeluarkan pancing, lalu seolah-olah memancing dari panggung dan mengambil "ikan" di kail pada saat sambutannya berakhir. 

Banyak kalangan pengusaha nasional hadir, sebagaimana pengusaha kawasan Nordik yang bergiat di Indonesia. Di antara hadirin, juga dijumpai Kepala UKP4, Kuntoro Mangkusubroto, Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsuddin, Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Kai Sauer, dan Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Ewa Polano, sebagaimana perempuan koki ternama Indonesia, Farah Quinn.

Ikan salmon, kata Traavik, mempunyai "GPS" yang unik, yaitu penciumannya yang memampukan dia mengenali rumahnya ke mana dia harus datang saat berbiak memanjangkan keturunannya. "Demikianlah cerita tentang salmon kebanggaan kami. Sepertinya dia menemukan rumahnya yang baru nanti di sini," katanya, yang disambut tawa ratusan hadirin. 

Pada masa mendatang, katanya, salmon-salmon terbaik Norwegia akan lebih mudah dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan Indonesia. Malam itu, berbagai hidangan berbasis salmon dihidangkan, mulai dari bercita-rasa Jepang, nasional, ataupun khas tradisional Norwegia.

Selesai menyantap aneka masakan khas Norwegia dan masakan dunia berbasis salmon Norwegia, kata dia, segera tiba saat "menciumi" bau penghasilan alias pendapatan dan "memancingnya" untuk kepentingan dan kebaikan kedua negara. 

"Dengan Indonesia, hubungan kami baik sekali walau hubungan ekonomi dan perdagangan belum besar. Kami akan meningkatkan hal itu secara signifikan pada masa mendatang dan malam ini adalah permulaan," kata Traavik.

Sebagai sesama negara maritim, kata dia, Indonesia dan Norwegia bisa mendulang lebih banyak kebaikan dari anugerah alamiah itu. Norwegia, katanya, berpenduduk paling sedikit di Eropa dengan kekayaan alam sebagian berasal dari minyak bumi, gas alam, dan pertambangan. (*)

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013