Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, mengatakan biaya promosi pariwisata Indonesia masih rendah ketimbang Malaysia atau masih satu berbanding enam dengan negara tetangga tersebut. "Biaya promosi pariwisata kita hanya 10 juta dolar AS, sementara Malaysia mencapai 60 juta AS," katanya saat bertemu dengan finalis puteri Indonesia di Jakarta, Senin. Menurut Wacik, akibat minimnya biaya promosi, wajar jika orang asing tidak begitu mengenal Indonesia, hingga lebih banyak turis mengunjungi Malaysia ketimbang Indonesia. "Iklan Malaysia lebih sering muncul di CNN. Sementara iklan kita juga ada, tapi jarang, hingga yang menonton lupa," ujarnya. Ia mengatakan selama ini ia telah berusaha meyakinkan Presiden, dan DPR mengenai pentingnya upaya memperkenalkan Indonesia di negara lain, oleh karena itu perlunya menaikkan dana promosi pariwisata. "Presiden, DPR, semuanya setuju promosi itu penting, tapi memang uangnya tidak ada," katanya. Menurutnya, pada RAPBN 2007, dana untuk kebudayaan dan pariwisata memang naik dua kali lipat atau sekitar Rp1-1,5 triliun, tapi itu belum cukup untuk meningkatkan biaya promosi. "Sebagai solusinya, kita menggandeng swasta," katanya. Menurutnya, pihak swasta menanggapi ajakan pemerintah dengan positif dan mau membantu pemerintah membiayai biaya promosi pariwisata. "Kalau tidak mau, mereka yang terpuruk. Turis tidak datang, mereka yang rugi. Karena pendapatan hotel restoran dan padang golf berasal dari turis," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006