Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina mengatakan bahwa momentum Idul Fitri 1445 Hijriah bisa menjadi ajang silaturahim bagi banyak pihak, termasuk tokoh-tokoh politik.

"Karena maknanya sangat erat dengan perwujudan nilai-nilai religius, seperti syukur atas kemenangan yang diraih melawan hawa nafsu, juga saling memaafkan," kata Caroline saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Selasa.

Walaupun demikian, ia mengingatkan agar momen Idul Fitri tetap menjadi ajang silaturahim yang tulus tanpa kepentingan politik.

"Oleh karena itu, kalaupun tokoh-tokoh politik datang ke open house (gelar griya) seyogianya tidak dikait-kaitkan dengan rekonsiliasi politik," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menjelaskan akan ada momen yang tepat untuk rekonsiliasi politik pasca-Pemilu 2024.

"Momen yang tepat bagi rekonsiliasi politik seusai Pilpres akan tersedia pada waktunya, terutama setelah seluruh sengketa terselesaikan dan memperoleh kepastian hukum," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Investasi yang juga kader sebagai Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengajak tokoh politik yang pro maupun kontra terhadap Presiden Joko Widodo untuk dapat menghadiri gelar griya di Istana Kepresidenan.

"Pak Presiden ini beliau kan tidak suka konflik, suka merangkul. Jadi, saya menyarankan kepada tokoh-tokoh ataupun seluruh masyarakat, baik yang setuju maupun tidak setuju dengan Bapak Presiden, ayo datang kita sama-sama di Hari Raya Idul Fitri yang penuh dengan maaf memaafkan untuk kita kembali kepada fitrahnya," kata Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/4).

Sementara itu, pihak Istana Kepresidenan siap menyambut kehadiran presiden dan wakil presiden terdahulu, para mantan pejabat serta masyarakat yang akan menghadiri gelar griya Idul Fitri 1445 Hijriah di Istana Negara, Jakarta.

"Silakan bagi para mantan pejabat, para mantan VVIP, mantan presiden dan wakil presiden, mantan menteri, jika ingin datang berkenan hadir tentu kami akan memberikan pelayanan kepada beliau-beliau sejak dari alur masuknya sampai bersalaman dengan Pak Presiden, sampai dengan tempat jamuan yang akan kami siapkan," ujar Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden Yusuf Permana di Jakarta, Selasa.

Yusuf mengatakan untuk gelar griya tahun ini, Sekretariat Presiden tidak menyiapkan undangan khusus. Menurut ia, Istana Presiden terbuka untuk kedatangan tamu penting dan masyarakat sesuai jadwal yang ditentukan mulai pukul 09.00 WIB.
Baca juga: Pengamat: Megawati berpotensi bertemu Prabowo
Baca juga: Silaturahim untuk lanjutkan kerja bagi negeri

Pewarta: Rio Feisal
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024