Gianyar (ANTARA) - Pande Nyoman Yudi Sutrisna, anak dari pencipta kaos barong Bali Pande Ketut Krisna (almarhum) menyebut pihak keluarga tidak akan mengurus hak cipta dari desain baju yang sudah dikenal luas itu karena diserahkan untuk masyarakat Bali.

"Baju barong adalah kebanggaan ayah kami. Sejak tahun 1976 sudah menjadi ciri pariwisata Bali sampai saat ini. Karena itu, kami sepakat untuk memenuhi permintaan ayah untuk menyerahkan baju barong untuk masyarakat dan industri pariwisata Bali," kata Pande Yudi, di Kabupaten Gianyar, Bali, Rabu.

Pande Yudi menyampaikan hal tersebut disela-sela prosesi Pelebon atau Pengabenan almarhum Pande Ketut Krisna di Setra Beng, Desa Beng, Kabupaten Gianyar. Jenazah pencipta kaos barong Bali itu menjalani prosesi pengabenan setelah 42 hari disemayamkan.  

Pande Ketut Krisna, pencipta kaos barong Bali telah berpulang pada 29 Februari 2024. Pria kelahiran 21 Juni 1946 itu menghembuskan napas terakhirnya di RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah-Denpasar karena sakit jantung.  

"Pelebon (kremasi) ayah kami memang dilakukan pada hari ke-42 setelah beliau meninggal, karena ini berdasarkan tradisi di keluarga kami yang berjalan sebelumnya dan juga sesuai dengan petunjuk dari sulinggih (pendeta Hindu)," ujar putra kedua Pande Ketut Krisna itu.  

Setelah upacara Ngaben, Pande Yudi menyebutkan upacara akan dilanjutkan dengan upacara Ngeroras dan Memukur pada tanggal 22 April mendatang, dan upacara ini dilanjutkan dengan upacara potong gigi dan ditutup dengan upacara Nyegara Gunung pada 23 April mendatang.

Pande Yudi melihat Pande Ketut Krisna semasa hidupnya sebagai sosok ayah yang bijaksana dan suka menolong. Sebagai seorang pelaku usaha, Pande Ketut Krisna merupakan sosok yang kreatif dan ulet dalam menjalankan usahanya.

"Kami tidak akan mengurus hak cipta, sesuai dengan pesan ayah untuk menyerahkan desain baju barong kepada masyarakat Bali, sehingga bisa memberi manfaat bagi industri pariwisata di Bali. Apalagi saat ini produksi baju barong sudah dilakukan secara massal," ucapnya.

Pande Yudi menuturkan, semasa hidupnya itu, sang ayah juga selalu mengajarkannya untuk selalu menghargai perasaan orang lain dan membantu dengan ikhlas.

"Yang paling berkesan dari sosok ayah saya adalah beliau selalu mengajarkan kepada kami untuk bisa menghargai orang lain dan harus membantu orang lain. Karena Ayah kami juga sangat suka membantu siapapun, tanpa terkecuali," katanya.

Selain sebagai pencipta desain kaos Barong pada tahun 1969, Pande Ketut Krisna juga sebagai pelopor usaha oleh-oleh Khas Bali melalui Art Shop Galuh miliknya.

Pande Ketut Krisna meninggalkan enam orang anak dan 21 orang cucu yang saat ini meneruskan usahanya di sektor kerajinan tekstil dan properti.

Baca juga: Pencipta kaos barong Bali Pande Ketut Krisna berpulang

Baca juga: Pastika usulkan "Kampung Turis" Canggu ikut kelola aset Pemprov Bali

Baca juga: Baleganjur kreasi pemuda Bali jadi pembuka malam takbiran

 
Pencipta kaos barong Bali Pande Ketut Krisna semasa hidupnya ​​​​​​. ANTARA/HO-Dok Pribadi.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024