Denpasar (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Made Mangku Pastika menilai bertumbuhnya usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di Provinsi Bali yang mengembangkan produk herbal, apalagi yang disertai dengan terapi kesehatan itu mengandung nilai kemanusiaan.

"Usaha seperti ini bukan semata untuk mengais rezeki, tetapi sarat nilai kemanusiaan sekaligus untuk merawat alam," kata Pastika saat melakukan penyerapan aspirasi di tempat peramu dan terapis kesehatan Jung Kumis di Denpasar, Jumat.

Kegiatan reses yang bertajuk Herbal: Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Meningkatkan Ekonomi Rakyat itu menghadirkan narasumber I Dewa Made Agung Suryawan (Jung Kumis).

Baca juga: Anggota DPD dorong regulasi penggunaan produk herbal untuk pariwisata

Gubernur Bali periode 2008-2018 itu juga salut, karena melihat para penekun atau terapis kesehatan berbahan herbal sebelumnya menempuh pendidikan formal terkait dengan profesi yang ditekuni.

Selain itu, dipadukan dengan teknik pengobatan alternatif lainnya, seperti akupuntur, hipnoterapi, pijat refleksi dan sebagainya, serta telah melalui proses riset.

Bahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali sebelumnya menggandeng para pengusada (pengobat) yang menjadi anggota Gotra Pengusada, asosiasi penyehat tradisional Bali untuk memberikan layanan pengobatan tradisional terintegrasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara.

"Saat ini saya ingin berperan dalam melestarikan alam dan budaya Bali. Ini sama sekali tidak terkait dengan urusan politik, tetapi menyelamatkan jiwa manusia," ujar Pastika.

Mengingat manfaat herbal yang begitu penting untuk melengkapi pengobatan secara medis, kata Pastika, perlu dilakukan sosialisasi secara intensif, riset, disertai dengan narasi yang tepat.

Baca juga: Pengusaha muda Bali angkat potensi rempah jadi produk kecantikan

Sementara itu, I Dewa Made Agung Suryawan (Jung Kumis) yang menekuni dan mengembangkan usaha herbal sejak belasan tahun silam mengaku ada kepuasan batin bisa melayani warga yang memerlukan bantuan.

"Melayani manusia sama dengan melayani Tuhan," kata pria yang lebih dari 20 tahun bekerja di perbankan dan memilih banting setir sebagai terapis kesehatan dan peramu herbal ini.

Jung Kumis mengatakan dengan layanan yang diberikan tersebut merupakan jalan yang mulia, karena membantu menyelamatkan manusia sekaligus melestarikan alam.

Ia mengingatkan pengobatan dengan herbal itu hasilnya tidak bisa instan, perlu waktu lebih panjang dibandingkan menggunakan obat-obatan kimia, karena untuk perbaikan sel yang rusak butuh waktu hingga tiga bulan.

Jung Kumis yang mampu mendiagnosa kesehatan melalui garis tangan dan hari kelahiran ini (diagnosa numerologi dan saptawara) mengaku ia tidak saja melayani warga Bali, tetapi sempat ke Lombok, Lampung dan Bengkulu

Pengobatan yang dilakukan juga dengan memadukan akupuntur, hipnoterapi, refleksi, tenaga prana dan sebagainya. "Sebelumnya saya belajar cara meramu minyak sampai ke Surabaya. Ini panggilan jiwa saya untuk melayani. Saya tidak pernah berhenti untuk belajar," katanya.

Terkait manfaat herbal berbahan rempah-rempah maupun tumbuh-tumbuhan secara singkat dijelaskan, di antaranya jahe merah dan kunyit putih berfungsi memperbaiki lambung dan antisipasi kanker.

Selanjutnya, bawang berlian atau bawang dayak untuk detoksifikasi racun tubuh secara alami. Temulawak, sereh, dan pandan wangi sangat baik untuk perawatan liver, daun pegagan baik untuk kesehatan otak, black garlic (bawang hasil fermentasi bawang putih) bagus untuk stamina dan regenerasi sel. Sedangkan kelor bagus untuk tulang, karena tinggi kalsium.

Baca juga: Minyak oles Bokashi dari Bali didaftarkan di empat negara

Baca juga: Anggota DPD: Pemasaran-sertifikasi masih jadi tantangan UMKM di Bali


Sebelumnya, penekun Usadha Taru Pramana dan penyembuh tradisional Bali I Nyoman Sridana mengatakan peminat produk herbalnya juga cukup banyak, karena mampu membantu menyembuhkan berbagai gangguan, seperti asam urat, migrain, sakit kepala, gangguan persendian, dan sebagainya, juga bermanfaat untuk meningkatkan imun dan kesehatan.

Ada puluhan produk yang diproduksinya dengan menggunakan bahan baku seluruhnya merupakan tanaman lokal serta sudah mengantongi izin edar BBPOM.

"Kami juga menyediakan bahan obat gratis dan masyarakat yang datang bisa merebus sendiri di rumah. Selain itu, bersama teman-teman di komunitas Gotra Pengusada Bali juga rutin melakukan kegiatan bakti sosial membantu masyarakat," kata Sridana.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024