Jika Indonesia tidak kirim batubara ke sini, maka gelaplah negeri kami."
Seoul (ANTARA News) - Indonesia selama ini menjadi mitra bisnis strategis bagi Korea Selatan (Korsel) mulai dari pemenuhan kebutuhan energi hingga kerja sama industri militer, kata anggota senior Parlemen Korsel, Jong Tae Kim.

"Salah satu ketergantungan Korsel terhadap Indonesia adalah memerlukan batubara untuk pembangkit energi. Jika Indonesia tidak kirim batubara ke sini, maka gelaplah negeri kami," ujarnya kepada pers Indonesia di Seoul, Senin malam.

Purnawirawan jenderal infanteri Korsel itu menilai, industri di Indonesia dapat diandalkan, termasuk industri strategis pendukung sarana militernya.

"Korsel dan Indonesia juga tidak memiliki ambisi menginvasi negara lain, sehingga kedua negara juga sepakat mengembangkan kerja sama industri pendukung militer," kata anggota Komite Nasinal Pertahanan Korsel tersebut.

Ia mengemukakan pula, dalam serangkaian pertemuannya dengan pejabat militer, sipil dan komunitas parlemen RI sangat terlihat keinginan Indonesia segera menjadi negara maju.

"Bagi Korsel ada sebutan negara VIP, yakni Vietnam, Indonesia dan Philippines (Filipa) sebagai negara yang memerlukan perhatian lebih. Ketiga negara ini, apalagi Indonesia berkontribusi besar bagi Korsel," katanya.

Kim menilai, pembangunan eknomi di Indonesia relatif mampu bertahan menghadapi tekanan ekonomi global, sehingga Korsel menilai penting menjaga hubungan baiknya.

Dalam menjaga hubungan baik ini, ia menambahkan, kedua negara memerlukan dukungan mutlak dari pers masing-masing. "Pers telah terbukti sebagai jembatan antar-negara, termasuk bagi Korea dan Indonesia," demikian Jong Tae Kim.

Sebanyak delapan orang delegasi PWI Pusat menjadi tamu Asosiasi Wartawan Korea (Journalists Association of Korea/JAK) yang mengadakan serangkaian diskusi dengan nara sumber utama di Negeri Ginseng itu.

Delegasi PWI Pusat dipimpin Sasongko Tedjo (Ketua Bidang Organisasi, wartawan Suara Merdeka) didampingi Priyambodo RH (Ketua Bidang Multimedia dan Teknologi, LKBN ANTARA), M. Ihsan (Wakil Bendahara, Warta Ekonomi) dan Astrid B. Soerjo Adinegoro (Dewan Penasehat).

Selain itu, Tri Agung Kristanto (Ketua Bidang Hukum/Advokasi Wartawan, Harian Kompas), Teguh Santosa (Ketua Bidang Luar Negeri, Rakyat Merdeka Online) dan Rudy Novrianto (Wakil Sekretaris Jenderal, Jurnal Pers Indonesia), serta anggota Dewan Pers, I Made Karuna Ray Wijaya (MNC TV). (*)

Pewarta: Priyambodo RH
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013