New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia jatuh pada Senin (Selasa pagi WIB), dengan kontrak acuan New York mencapai tingkat terendah dalam lebih dari lima bulan di tengah melimpahnya persediaan minyak mentah Amerika Serikat.

Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember di New York Mercantile Exchange, ditutup pada 93,03 dolar AS per barel, turun 81 sen dari Jumat. Itu merupakan harga light sweet terendah sejak 31 Mei, lapor AFP.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Januari merosot tiga sen menjadi menetap di 108,47 dolar AS per barel.

Harga minyak "merosot karena tanda-tanda bahwa pasar dipasok dengan baik pada tingkat produksi tinggi di AS dan Arab Saudi," kata Addison Armstrong dari Tradition Energy.

Armstrong mengutip sebuah laporan baru dari Joint Organisations Data Initiative (JODI) yang dirilis pada Minggu (17/11) yang menunjukkan ekspor minyak dari Arab Saudi pada September naik ke tingkat tertinggi sejak November 2005.

"WTI telah berada di bawah tekanan dari peningkatan delapan minggu berturut-turut minyak mentah AS dalam penyimpanan "ketika sisi pasokan sangat sehat," kata Robert Yawger dari Mizuho Securities USA.

"Sulit untuk berdebat bahwa pasar akan diperdagangkan lebih tinggi ketika Anda memiliki begitu banyak minyak mentah yang masuk ke dalam pipa," tambah Yawger.

Para pedagang juga menunggu pertemuan kekuatan dunia dan Iran pada Rabu (20/11) dalam sebuah pembicaraan dengan pertaruhan tinggi tentang program nuklir Iran, setelah upaya untuk mencapai kesepakan pada pekan lalu gagal.

Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris, Prancis dan Jerman, yang secara kolektif dikenal sebagai kelompok P5+1 , menuduh Iran menggunakan program nuklirnya untuk membangun senjata. Iran membantah klaim itu, bersikeras program nuklirnya untuk tujuan damai, namun ekonominya mengalami sanksi untuk memaksa Teheran ke meja perundingan.

Para diplomat utama mengatakan bahwa mereka mendekati kesepakatan interim dimana Iran, produsen besar minyak, akan mengurangi atau membekukan sebagian program nuklirnya untuk beberapa bantuan dari sanksi yang melumpuhkan.

"Karena prospek kesepakatan dengan Iran atas program nuklirnya terus meningkat, harga minyak pada ukuran Brent terus berada di bawah tekanan," kata Michael Hewson, analis CMC Markets.

"Pada tingkat ini premi risiko geopolitik memiliki risiko mencair. Kabar bahwa Arab Saudi mengekspor minyak pada tingkat tertinggi dalam delapan tahun menunjukkan bahwa pasar tetap dipasok dengan baik," katanya.

"Harga minyak AS juga kesulitan untuk reli, karena stok AS terus tetap tinggi dan data ekonomi terus tetap berada di rata-rata terbaik."


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013