Banyuwangi (ANTARA) - Diaspora Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang berasal dari berbagai kota di Indonesia dan sejumlah negara dalam pertemuan rutin tahunan menyatakan kesiapan mereka untuk turut aktif memasarkan potensi wisata di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu ke level internasional.

Kegiatan pertemuan rutin tahunan berlangsung di Pendopo Shaba Swagata Blambangan ini juga dihadiri Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas serta Menteri Pariwisata periode 2014-2019 Arief Yahya dan sejumlah Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) dari berbagai kota dan negara.

"Saya kira wisata Banyuwangi harus dipasarkan di level internasional, karena saat ini saya lihat sudah sangat baik untuk level nasional," ujar salah seorang diaspora Banyuwangi yang berkiprah di Australia, Widi saat menghadiri pertemuan diaspora di Banyuwangi, Sabtu.

Kegiatan yang dibalut dengan pentas budaya khas Bumi Blambangan itu melahirkan spirit bersama untuk memajukan daerah kelahiran, salah satunya mereka siap memasarkan potensi wisata di Banyuwangi, mulai dari wisata budaya, alam ataupun sport tourism yang berkembang di Banyuwangi.

Baca juga: Cycling de Jabar 2024 diharapkan angkat potensi wisata Timur Jabar

Widi yang bekerja di bidang event organizer itu mengaku kerap menampilkan atraksi budaya asli Banyuwangi di Australia, dan pertunjukan tersebut mendapat sambutan yang hangat dari warga di Negeri Kanguru itu.

"Ada tari-tarian ataupun lagu-lagu Banyuwangi yang kami tampilkan, termasuk Banyuwangi Ethno Catnival. Mereka senang melihatnya," katanya.

Senada disampaikan mantan Menteri Pariwisata Arief Yahya bahwa di Banyuwangi harus terus dipacu ke level global dengan mendorong wisata, akan mampu mengerek sektor lainnya.

"Wisata itu bisa memicu terjadinya perdagangan dan investasi. Jika ini terbentuk, akan melahirkan kesejahteraan," ujarnya.

Arief mencontohkan wisata di pulau dewata Bali tumbuh dan terjadi peningkatan komoditas perdagangan dan investasi berbagai lini, kendati Bali tidak mampu memproduksi komoditas dagang sendiri tapi banyak suplai yang berasal dari luar daerah.

"Hal itu menaikkan pendapatan perkapita penduduknya, karena tourism ini people to people atau orang ke orang," katanya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengamini gagasan para diaspora untuk mengembangkan wisata Banyuwangi ke level internasional.

Menurut dia, Pemkab Banyuwangi telah berusaha keras untuk bisa bersaing di kancah internasional.

"Ada sejumlah pengakuan internasional yang telah berhasil diraih. Di antaranya Banyuwangi telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG). Ini menasbihkan Banyuwangi di kancah dunia," kata Ipuk.

Bandara Internasional Banyuwangi juga baru saja mendapatkan penghargaan arsitektur Aga Khan Award yang bertaraf internasional.

"Ini menjadi modal penting untuk menawarkan wisata Banyuwangi ke dunia," ucap Bupati Ipuk.

Baca juga: Universitas Prasetiya Mulya-ANTARA gali potensi Cilongok Banyumas

Dalam kesempatan pertemuan dengan diaspora itu, Bupati Ipuk juga memaparkan kemajuan wisata berbanding selaras dengan kesejahteraan masyarakat.

Pada 2023, PDRB Banyuwangi tercatat sebesar Rp101,29 triliun, angka tersebut meningkatkan pendapatan per kapita warga Banyuwangi naik menjadi Rp58,08 juta per tahun.

"Alhamdulillah ekonomi Banyuwangi naik menjadi 5,03 persen. Melebihi pertumbuhan provinsi Jawa Timur, dan angka kemiskinan juga turun menjadi 7,34 persen. Ini terendah sepanjang sejarah," ujar Ipuk.

Baca juga: Menparekraf bahas potensi kerja sama wisata olahraga dengan Australia

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024