Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei yang dilakukan Indonesia Indicator (I2) terhadap 337 portal berita online, menunjukkan popularitas konvensi calon presiden yang digelar Partai Demokrat kian menurun.

Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang, di Jakarta, Kamis, mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan secara real time selama tujuh hari kali 24 jam dengan menggunakan perangkat lunak crawler (robot), terbukti bahwa pemberitaan mengenai Konvensi Partai Demokrat terus mengalami penurunan.

"Awalnya pemberitaan mengenai Konvensi Demokrat pada April 2013 masih menunjukkan tren naik," katanya.

Pada Juli lalu sekitar 2.000 pemberitaan menghiasi media massa soal tersebut. Puncaknya terjadi pada Agustus 2013.

"Selama bulan Agustus tercatat ada 4.000-an pemberitaan mengenai Konvensi. Tetapi setelah itu tren-nya terus mengalami penurunan," kata Tika sapaan Rustika.

Menurut dia, pihaknya mencatat, selama September ada sekitar 3.000 pemberitaan tentang konvensi. Namun pada Oktober, selama sebulan itu hanya tercatat 500 pemberitaan yang muncul sekitar Konvensi.

"Di akhir bulan ini, sampai tanggal Rabu (20/11), baru ada sekitar 400 berita soal konvensi di media massa. Artinya, diprediksi kuat jumlah pemberitaan bulan ini akan lebih sedikit lagi. Padahal, Konvensi sendiri baru akan ditutup pada Mei 2014," paparnya.

Konvensi Partai Demokrat sendiri akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama bulan September hingga Desember 2013. Dalam tahap itu, para peserta konvensi tidak dilakukan debat antara kandidat.

Kemudian tahap kedua bulan Januari hingga Mei 2014. Pada tahap itu, semua peserta menjalankan kegiatan konvensi termasuk debat antarkandidat. Artinya, melihat animo pers yang begitu kecil sementara jalan menuju puncak acara masih panjang, ancaman kegagalan Konvensi pun begitu kuat membayang.

Tika sendiri melihat bahwa penurunan ekspos Konvensi itu seiring dengan penurunan ekspos Partai Demokrat di media massa. Sementara, di sisi lain ekspos Partai Demokrat dan kasus-kasus korupsi justru memperlihatkan kenaikan.

"Penolakan Jokowi, Mahfud MD dan Jusuf Kalla untuk ikut Konvensi Partai Demokrat, juga turut membuat melemahnya 'efek magnet' konvensi di benak publik," kata Tika.

Ia menjelaskan, menurunnya pamor Konvensi Partai Demokrat bisa jadi terkait dengan meningkatnya elektabilitas Jokowi yang dihasilkan dari berbagai lembaga survei.

Pada beberapa pemberitaan, penilaian terhadap Konvensi Partai Demokrat diperbandingkan langsung atau dihadap-hadapkan dengan Jokowi.

Yang juga tidak dinafikan Tika adalah komentar sejumlah pengamat yang menilai rendahnya mutu Konvensi. Kecenderungan pemberitaan yang menurun, bahkan diliputi isu negatif merupakan tantangan besar Partai Demokrat saat ini.  (S037/T007)

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013