Capres bisa memengaruhi perolehan suara dalam pileg. Bisa menjadi `vote getter` (penarik suara pemilih, red.) atau justru bisa membuat suara parpol anjlok dalam pileg."
Semarang (ANTARA News) - Partai politik harus cermat dalam menentukan figur sebagai calon presiden sebelum pelaksanaan pemilu legislatif, kata pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono.

"Capres bisa memengaruhi perolehan suara dalam pileg. Bisa menjadi vote getter (penarik suara pemilih, red.) atau justru bisa membuat suara parpol anjlok dalam pileg," katanya di Semarang, Selasa.

Menurut dia, Partai Demokrat pernah membuktikan bahwa figur Susilo Bambang Yudhoyono sebagai capres mampu menjadi "vote getter" untuk mendongkrak perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2004.

Pengajar FISIP Undip itu mengakui untuk beberapa parpol, terutama dengan basis massa dari pemilih tradisional yang kuat memang penting menetapkan capres sebelum pileg untuk mendongrak perolehan suara.

Akan tetapi, kata dia, untuk parpol dengan basis massa modern yang tidak terlalu mengandalkan sosok atau figur tidak terlalu berpengaruh menetapkan capres sebelum atau sesudah pelaksanaan pileg.

Ia mencontohkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan basis massa yang tidak terlalu mengandalkan figur sebagaimana parpol lain, sebenarnya tidak terlalu berpengaruh menetapkan capres sebelum pileg.

"Konstituen PKS selama ini kan tidak terlalu dipengaruhi oleh figur. Di samping karena memang belum ada figur kuat di internal PKS, sebagaimana PDI Perjuangan yang punya Joko Widodo," katanya.

Apalagi, kata dia, PDI Perjuangan yang sudah punya tokoh kuat seperti Jokowi pun sampai sekarang belum memutuskan secara final capres yang akan diusung dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014.

"Bagi parpol seperti PDI Perjuangan, penetapan capres sebelum pileg perlu. Kalau benar Jokowi yang dijagokan parpol itu sebelum pileg, bisa diprediksi perolehan suara PDI Perjuangan terdongkrak," katanya.

Demikian pula Partai Gerindra yang jelas menetapkan Prabowo Subianto sebagai capresnya, lanjut dia, apalagi elektabilitas Prabowo sekarang ini meningkat sehingga diharapkan mampu menjadi "vote getter".

"Ya, parpol harus cermat dalam keputusan penetapan capres. Lihat pola dukungan konstituennya, kemudian pertimbangkan pula apakah ada figur kuat yang bisa membantu mendongkrak suara dalam pileg," kata Teguh.  (ZLS/H015)

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013