Kartini adalah contoh nyata keberanian dan keteguhan hati dalam melawan ketidakadilan sosial dan patriarki
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga memimpin ziarah di makam pahlawan nasional RA Kartini di Desa Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

"Kartini adalah contoh nyata keberanian dan keteguhan hati dalam melawan ketidakadilan sosial dan patriarki," kata Menteri Bintang Puspayoga dalam keterangan di Jakarta, Senin, terkait rangkaian peringatan Hari Kartini.

Melalui surat-suratnya, kata dia, Kartini menyuarakan keinginan untuk memberdayakan perempuan melalui pendidikan, menghapus batasan-batasan tradisional, dan membuka jalan bagi kemajuan perempuan Indonesia.

Baca juga: Hari Kartini, Menteri PPPA ajak perempuan teladani perjuangan Kartini

Menteri PPPA itu memberikan penghormatan di depan makam Kartini. Prosesi ziarah pun dilanjutkan dengan tabur bunga yang berjalan dengan khidmat.

Menteri Bintang Puspayoga berharap agar perjuangan Kartini dapat menjadi inspirasi bagi semua untuk mewujudkan kesetaraan gender dan akses pendidikan yang layak bagi perempuan.

"Kita masih harus bersuara, mendorong, dan membuka ruang-ruang yang tertutup agar perempuan dapat memaksimalkan potensinya. Mari kita belajar dari para perempuan pendahulu kita, bagaimana mereka melakukan berbagai terobosan yang terkadang harus berhadapan dengan tantangan yang tidak ringan untuk menaikkan derajatnya melawan ketidakadilan," kata Menteri Bintang Puspayoga.

Baca juga: Munas Perempuan integrasikan isu perempuan dalam dokumen pembangunan

Seusai melaksanakan ziarah, Menteri PPPA menyerahkan tiga alat bantu disabilitas yaitu kursi roda, kaki palsu, dan kruk.

Selain itu juga diserahkan 70 paket bantuan sembako, 20 paket kebutuhan khusus anak, 15 paket kebutuhan khusus anak stunting, 24 paket bantuan ibu hamil rawan melahirkan bayi stunting, dan 10 paket bantuan untuk anak yatim piatu.

Kemudian ada juga 25 paket bantuan kebutuhan spesifik perempuan untuk 13 lansia terlantar, 11 penyandang disabilitas, dan satu perempuan rawan sosial ekonomi.

Baca juga: Menteri PPPA ingin perempuan berdaya secara ekonomi

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024