PBB (ANTARA) - Kekerasan geng yang menewaskan atau melukai sekitar 2.500 orang di Haiti dalam tiga bulan pertama 2024 melonjak 53 persen dibanding periode sebelumnya sekaligus menjadi rekor tertinggi.

“Selama kuartal pertama 2024, sekitar 2.500 orang tewas atau terluka akibat kekerasan geng," kata Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Haiti, Maria Isabel Salvador, di hadapan Dewan Keamanan PBB saat membahas Haiti pada Senin (22/4).

Angka itu naik 53 persen dibandingkan periode pelaporan sebelumnya sekaligus menjadikan kuartal pertama itu sebagai kuartal penuh dengan kekerasan sejak BINUH (Misi PBB di Haiti) Bagian Hak Asasi Manusia mulai pencatatan statistik Januari 2022, lanjutnya.

Tidak mungkin untuk melebih-lebihkan lonjakan aktivitas geng di Port-au-Prince dan sekitarnya serta memburuknya kondisi HAM dan semakin parahnya krisis kemanusiaan, katanya menambahkan.

Selain situasi yang mengerikan tersebut, hanya 8,1 persen dari Rencana Respons Kemanusiaan Haiti 2024 senilai 674 juta dolar AS (sekitar Rp10,9 triliun) yang telah didanai, ungkap Salvador.

Pada 29 Februari kekerasan geng terjadi di pusat kota Port-au-Prince selagi Perdana Menteri Haiti Ariel Henry berkunjung ke Kenya untuk mengupayakan perjanjian mengenai penempatan pasukan asing di Haiti untuk melawan kejahatan terorganisasi.

Geng-geng di Haiti mengaku bahwa tujuan mereka untuk mencekal Henry kembali ke Haiti. Mereka juga menyerbu penjara terbesar Haiti dan membebaskan sejumlah narapidana.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, Pemerintah Haiti lantas mengumumkan status darurat di wilayah ibu kota.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Kepala bantuan PBB alokasi 12 juta dolar AS untuk atasi situasi Haiti
Baca juga: PBB sebut hak asasi warga sangat terampas di Haiti

Baca juga: 5,5 juta warga Haiti butuh bantuan kemanusiaan

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024