Bengkulu, (ANTARA News) - Akibat musim kemarau yang terjadi selama Agustus 2006, sudah tiga kawasan konservasi di Bengkulu terbakar yakni kawasan hutan wisata alam Bukit Kaba, Bukit Daun dan Cagar Alam Dusun Besar (CADB). Kepala Koordinator Polhut Balai Konservasi Sumber Dalam Alam (BKSDA) Bengkulu, Anthoni SH di Bengkulu, Kamis (24/8) mengatakan, kebakaran pada tiga kawasan tersebut diduga akibat ulah manusia yang membuang api secara sembarangan. "Pada tiga kawasan itu banyak terdapat ilalang kering, jadi ketika ada api cepat sekali terbakar," katanya. Ia menjelaskan, kebakaran yang terjadi di Bukit Kaba (8/8) diduga akibat wisatawan yang berkunjung membuang api sembarangan, sedangkan di Bukit Daun (8/8) kemungkinan ulah sopir atau masyarakat yang lewat tidak sengaja membuang puntung rokok. Dugaan sopir atau masyarakat menyebabkan kebakaran Bukit Daun karena lokasinya berada di pinggir jalan lintas Kota Bengkulu-Kabupaten Rejang Lebong. Sedangkan kebakaran di CADB dipicu oleh masyarakat yang menyalakan api untuk membakar ikan hasil tangkap dari Danau Dendam Tak Sudah yang berada di kawasa CADB dan menjadi tempat pemancingan warga. "Kebakaran di tiga lokasi kawasan konservasi itu memang berhasil kita padamkan segera, namun telah menimbulkan kerasakan cukup parah," ujarnya. Seluas 4-5 hektaren (Ha) kawasan konservasi Bukit Kaba rusak akibat kebakaran tersebut, sedangkan kebakaran di Bukit Daun telah merusak kawasan 500 meter dan seluas 2-3 Ha hutan CADB rusak terbakar. Mengingat rawannya kebakaran di kawasan konservasi, Anthoni mengaku telah menyiagakan selama 24 jam tim pemadam kebakaran, dan terus melakukan pengontrolan. "Kita juga menyiagakan semua perlatan yang ada yakni empat unit pompa, dua kendaraan pemadam kebakaran dan satu unit kendaraan operasional," katanya. Mengenai pemantauan di kawasan konservasi, Anthoni mengaku karena keterbatasan personel tidak bisa dilakukan secara optimal, namun BKSDA telah membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) di sekitar kawasan dilindungi tersebut. Jika melihat adanya titik api dalam kawasan konservasi MPA tersebut akan segera melaporkannya ke BKSDA.(*)

Copyright © ANTARA 2006