Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian optimistis Indonesia mampu menjadi pusat mode dunia pada 2025 dengan mengoptimalkan kekayaan lokal.

"Positioning Indonesia itu SDM yang melimpah. Selain itu kita juga harus menyadari bahwa kita punya kekayaan lokal," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Euis Saedah di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, saat ini Indonesia memiliki 200 warna alam yang perlu dieksplorasi. Namun demikian, dia menjelaskan bahwa pemanfaatan warna alam harus dilakukan melalui teknologi yang memiliki standar sehingga aman bagi lingkungan.

"Sekarang ada 200 warna alam, tapi bukan untuk menghasilkan banyak warna tapi harus didorong teknologi agar prosesnya supaya standar. Bukan pohon ditebang, tapi bagaimana secara bijak memanfaatkan warna alam," katanya.

Euis menambahkan pihaknya berharap penyelenggaraan acara Indonesia Fashion Week (IFW) yang akan memasuki tahun ketiga agar semakin mandiri. Menurut dia, pada IFW pertama pada 2012, pemerintah menginvestasikan Rp4 miliar dalam penyelenggaraan acara tersebut. Pada IFW 2013, pihaknya mengurangi investasi hingga Rp2 miliar.

"Tahun ketiga nantinya akan semakin kecil porsi investasinya, semoga Asosiasi Perancang Pengusaha Muda Indonesia (APPMI) semakin kuat," katanya.

Dalam cetak biru industri kreatif fesyen, pemerintah menegaskan visinya untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pusat mode dunia pada 2025. Beberapa kementerian yang menandatangani cetak biru ini yakni Kemenperin, Kemendag, Kemenparekraf serta Kemenkop dan UKM.

Melalui cetak biru ini diharapkan komitmen pemerintah dalam pengembangan mode akan mengacu pada kekayaan lokal dan kepedulian terhadap lingkungan hidup yang mengedepankan strategi branding, inovasi dan kreativitas.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013