Kuta (ANTARA News) - Ni Putu Swadesi alias Desi (27), korban ledakan bom Bali II yang sempat menjalani perawatan selama enam bulan di Australia, kini harus diberangkatkan kembali ke Negeri Kanguru itu untuk menjalani perawatan lanjutan. "Desi harus diberangkatkan lagi guna menjalani operasi dan terapi sehubungan belum seluruh anggota tubuhnya berfungsi sebagaimanamestinya," kata Adhe Jane Marie Lumy, koordinator Bali Crisis Center (BCC), di Kuta, Kamis. Pemberangkatan warga asal Manggis, Kabupaten Karangasem yang difasilitasi BCC itu, akan dilakukan pada pertengahan bulan mendatang. Mengenai sumber dana yang digunakan untuk perawatan Desi dan puluhan korban bom Bali lain, Jane menyebut dari sejumlah relawan dan dermawan, serta beberapa yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan. "Selain itu, sejumlah dana juga sempat kami peroleh dari keluarga dan kerabat kami yang berdomisili di Negeri Belanda," ucapnya. Disinggung tentang dana dari pemerintah, Jane dengan nada suara meninggi mengatakan, hingga kini belum sepeser uang pun yang sempat diterima dari kalangan pemerintahan. "Tidak hanya pascaledakan bom 1 Oktober 2005, tetapi juga sejak bom meletus di Kuta 12 Oktober 2002, pihak BCC tidak pernah menerima uluran bantuan dari pemerintah," katanya, menandaskan. Padahal, lanjut dia, pascabom Bali 2002 pihaknya sempat merawat 23 korban, sedang pascabom 2005 lebih banyak lagi, 63 korban luka-luka termasuk Desi yang sempat dikirim ke Australia. Desi dikirim ke RS Royal Perth Australia setelah selama 25 hari dirawat di RSUP Sanglah Denpasar, pascaledakan 1 Oktober 2005. Pihak RSUP Sanglah waktu itu sempat memvonis Desi tidak akan dapat hidup seperti layaknya orang normal, sehubungan beberapa fungsi sarafnya terputus setelah serpihan dan material bom bersarang di tubuhnya. "Namun bersyukur, setelah selama enam bulan menjalani perawatan di Australia, Desi dapat bangkit kembali, bahkan kini mulai bisa meninggalkan kursi rodanya," kata Jane dengan mata berkaca-kaca. Kendati demikian, lanjut dia, tentu belum seluruh organ tubuhnya dapat berfungsi dengan baik, antara lain bagian telinga kiri masih tuli dan sarap tangan dan kaki kanan belum berfungsi optimal. "Karenanya, Desi mendatang harus diberangkatkan lagi ke Australia untuk menjalani perawatan selama beberapa bulan," kata Jane didampingi Wayan Widana (57), ayah kandung Desi.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006