Ke depannya, konsistensi kehadiran pemimpin perempuan di Indonesia perlu untuk terus dioptimalkan
Jakarta (ANTARA) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan konsistensi kehadiran pemimpin perempuan perlu terus dioptimalkan.

“Ke depannya, konsistensi kehadiran pemimpin perempuan di Indonesia perlu untuk terus dioptimalkan,” kata Destry saat seminar bertajuk “The Role of Women Leadership in Digital Era” di Jakarta, Selasa.

Dia membagikan empat tips yang bisa dilakukan perempuan untuk membuat mereka menjadi pemimpin yang baik.

Pertama, untuk melakukan apa yang disukai dan menyukai apa yang dilakukan (do what you love, love what you do).

Menurut dia, menjadi seorang pemimpin perlu mengoptimalkan seluruh kemampuan yang dimiliki.

Namun, menjalani peran pemimpin tak mungkin terlepas dari perasaan lelah atau putus asa. Pada momen inilah passion menjadi penting agar perempuan bisa mendapatkan energi tambahan dan berpikir tenang, sehingga bisa memberikan hasil kerja yang lebih optimal dan semangat untuk pantang menyerah.

Kedua, Destry merekomendasikan pemimpin perempuan untuk banyak mendengar.

Dia menganalogikannya dengan ketentuan Tuhan yang memberikan manusia dua telinga dan satu mulut.

“Artinya, kita diharapkan untuk lebih banyak mendengar dibandingkan berbicara. Karena dengan mendengar kita akan bisa mendapatkan ilmu-ilmu yang mungkin belum kita tahu, sementara kalau hanya bicara, kecenderungannya kita akan terus mengulang apa yang kita ketahui,” ujar dia.

Pentingnya banyak mendengar juga tercermin pada sikap sinergi dan kolaborasi.

Destry menggarisbawahi pemimpin harus mau mendengarkan orang lain dan mengetahui bahwa tidak ada yang sempurna. Dengan adanya sinergi, kolaborasi, dan komunikasi yang baik, akan sangat membantu para perempuan dalam kepemimpinannya.

Ketiga, perempuan perlu menjadi seorang pemimpin sesuai dengan diri sendiri. “Jadilah dirimu dan kenalilah kelebihan dan kekurangan dalam diri kita. Menjadi pemimpin seperti itu akan lebih berkelanjutan,” kata Destry.

Terakhir, yaitu untuk menjadi pemimpin yang disegani, bukan yang ditakuti.

Dengan itu semua, maka perempuan bisa memberikan kebaikan bagi organisasi secara keseluruhan.

Baca juga: BI ungkap langkah perluas inklusi keuangan untuk perempuan
Baca juga: BI: Pengembangan UMKM perempuan majukan ekonomi Indonesia
Baca juga: BI: Pelaku usaha syariah perempuan jadi akselerator ekonomi inklusif
Baca juga: BI: Pemberdayaan perempuan bisa tingkatkan ekonomi hingga 25 persen


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024