... dikhawatirkan kondisinya akan semakin rapuh dan tidak bisa digunakan lagi... "
Malang, Jawa Timur (ANTARA News) - Ahli konstruksi jembatan Universitas Brawijaya, Malang, Prof Dr Sri Murni Dewi, menyatakan, Jembatan Soekarno-Hatta yang kondisinya dinilai sudah membayahakan masih bisa diselamatkan dengan cara memperbaiki pengikatnya.

"Usia konstruksi jembatan rata-rata maksimal memang 20 tahun dan untuk Jembatan Soekarno-Hatta ini sudah lebih dari usia maksimal, namun konstruksi dan kondisi jembatan baja tersebut masih bagus, hanya pengikatnya saja yang perlu diperbaiki," tegas Dewi, di Malang, Minggu.

Jembatan itu selalu dilintasi kendaraan berbeban berat, sehingga pemerintah harus melarang kendaraan-kendaraan sejenis itu melintas. 

Menurut dia, kalau pengikatnya diperbaiki dan perawatannya rutin (berkala), kondisi jembatan bisa lebih kokoh dan usianya juga bisa diperpanjang. Apalagi, kalau jembatan tersebut tidak dilewati kendaraan besar, seperti truk, bus, truk tronton, atau kendaraan besar lain.

Ia mengakui jika perbaikan pengikat jembatan itu dilakukan sekarang, nanti jembatan itu masih bisa dipergunakan dan digeser ke lokasi lain dan jembatan pengganti menggunakan konstruksi jembatan beton. 

Namun, kalau masih harus menunggu waktu lagi, dikhawatirkan kondisinya akan semakin rapuh dan tidak bisa digunakan lagi.

Ahli transportasi Universitas Brawijaya, Sugeng Prayitno, belum lama ini mengemukakan Jembatan Soekarno-Hatta itu rawan runtuh, karena kondisinya sudah tidak elastis lagi, sehingga tidak layak dilewati kendaraan berat.

Jembatan yang berhadapan langsung dengan pintu gerbang kampus Universitas Brawijaya di Jalan Mayjen Haryono itu telah berusia lebih dari 25 tahun dan jembatan tersebut juga tidak didesain untuk kendaraan berhenti.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013